Selasa, 16 November 2010

makalahnya nyokap (2)

Makalah Profesi Kependidikan II

MODEL – MODEL PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN



OLEH :
Sumiati Kalsum 20911205
Suratman Tiri 20911206
Susmiati 20911208
Sulianti 20911204

Kelas / Semester : E / III
Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kendari
2010




KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah yang sangat sederhana ini dengan tema “ Model – model Pengembangan Tenaga Kependidikan “
Adapun yang menjadi pembahasan berkaitan dengan tema di atas berkisar tentang model – model pengembangan tenaga profesi guru,secara khusus.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan adanya sumbang saran ataupun kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan di masa datang.
Akhirnya kami tak lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak Andreas Selaku Dosen Pembina Mata Kuliah Profesi Kependidikan II, yang telah banyak meberikan petunjuk dan arahannya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi yang membacanya.


Kendari, 3 November 2010


Penyusun








DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar belakang
B. Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Bab II Pembahasan
Model – Model Pengembangan Guru
A. Pengembangan Professional Selama Pendidikan Prajabatan
B. Pengembangan Professional Selama Masa Jabatan
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka









BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru “ dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam suatu manajemen pendidikan yang professional.
Ada dua metafora untuk menggambarkan pentingnya pengembangan sumber daya guru . Pertama, jabatan guru diumpamakan dengan sumber air . Sumber air itu harus terus – menerus bertambah , agar sungai itu dapat mengalirkan air terus – menerus. Bila tidak, maka sumber air itu akan kering. Demikianlah bila seorang guru tidak pernah membaca informasi yang baru, tidak menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang diajarkan, maka ia tidak mungkin memberi ilmu dan pengetahuan dengan cara yang lebih menyegarkan kepada peserta didik.
Kedua, jabatan guru di umpamakan dengan sebatang pohon buah-buahan.Pohon itu tidak akan berbuah lebat, bila akar induk pohon tidak menyerap zat-zat makana yang berguna bagi pertumbuhan pohon itu.Begitu juga dengan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik itu pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru.Setiap guru perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan perkembangan profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan output pendidikan berkualitas.Itulah sebabnya guru perlu belajar terus-menerus, membaca informasi terbaru dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar suasana belajar belajar menggairahkan dan menyenangkan baik guru apalagi bagi pesrta didik.
Peningkatan sumber daya guru perlu dilakukan agar guru menjadi tenaga pendidikan yang professional.Seorang professional mempunyai kebermaknaan ahli (expert) dengan pengetahuan yang di miliki dalam melayani pekerjaannya.Tanggung jawab (responsibility) atas keputusannya baik intelektual maupun sikap tenaga dan memiliki sikap kesejawatan menjunjung tinggi sikap profesi dalam suatu organisasi yang dinamis.Oleh karena itu, guru harus dapat mengembangkan profesinya dengan baik.
Pengembangan profesi keguruan bukan saja hanya memerlukan dukungan program pengembangan yang bersifat luwes yang dapat memberikan peluang setiap pengemban profesi guru itu menempuhnya secara luwes melalui prosedur yang bersifat multi entry dan/atau lintas jalur jenis kategori bidang keahlian, juga paket-paket programnya seyogiannya dikembangkan secara luwes pula sehingga memberikan peluang kemudahan procedural dan juga memberikan dorongan yang menggairahkan kepada guru untuk melakukan upaya pengembangan keprofesiannya secara berkelanjutan dengan cara yang bervariasi.


B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah tentang”model-model pengembangan tenaga kependidikan seperti apa yang perlu diterapkan oleh guru sebagai tenaga kependidikan?”

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mendeskripsikan secara tertulis kepada mahasiswa tentang model-model pengembangan tenaga kependidikan khususnya profesi guru.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari tema makalah ini agar kita dapat mengenal dan memahami model-model pengembangan tenaga kependidikan khususnya profesi guru dengan baik.

























BAB II
PEMBAHASAN
Model – Model Pengembangan Guru
Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai , menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya.
Pengembangan profesi keguruan bukan saja hanya memerlukan dukungan program pengembangan yang bersifat luwes yang dapat memberikan peluang setiap pengembang profesi guru itu menempuhnya secara luwes melalui prosedur yang bersifat multi entry dan / atau lintas jalur jenis kategori bidang keahlian, juga paket – paket programnya seyogianya dikembangkan secara luwes pula sehingga memberikan peluang kemudahan procedural dan juga memberikan dorongan yang menggairahkan kepada guru untuk melakukan upaya pengembangan keprofesiannya secara berkelanjutan dengan cara yang bervariasi.
Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan perubahan, baik itu secara perorangan, kelompok, atau dalam satu sistem yang diatur oleh lembaga. Mulyasa(2003:43) menyebutkan bahwa pengembangan guru dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Sementara Castetter menyampaikan lima model pengembangan untuk guru seperti pada tabel berikut:
Tabel
Model Pengembangan Guru

Model Pengembangan Guru Keterangan
Individual Guided Staff Development
(Pengembangan Guru yang Di padu secara Individual)
Para guru dapat menilai kebutuhan belajar mereka dan mampu belajar aktif serta mengarahkan diri sendiri.Para guru harus dimotivasi, saat menyeleksi tujuan belajar berdasar penilaian personil dari kebutuhan mereka.
Observation/Assessmant
(Observasi atau Penilaian)


Observasi dan penilaian dari instruksi menyediakan guru dengan data yang dapat direfleksikan dan dianalisis untuk tujuan peningkatan belajar siswa.Refleksi oleh guru pada praktiknya dapat ditingkatkan oleh observasi lainnya.
Involvement in a Development/Improvement Process
(Keterlibatan dalam Suatu Proses Pengembangan/Peningkatan) Pembelajaran orang dewasa lebih efektif ketika mereka perlu untuk mengetahui atau perlu memecahkan suatu masalah.Guru perlu untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui keterlibatan pada proses peningkatan sekolah atau pengembangan kurikulum.
Training (Pelatihan) Ada teknik-teknik dan perilaku-perilaku yang pantas untuk ditiru guru dalam kelas.Guru –guru dapat merubah perilaku mereka dan belajar meniru perilaku dalam kelas mereka.
Inqury (Pemeriksaan) Pengembangan profesional adalah studi kerjasama oleh para guru sendiri untuk permasalahan dan isu yang timbul dari usaha untuk membuat praktik mereka konsisten dengan nilai-nilai pendidikan.

Dari kelima model pengembangan guru diatas, model “training” merupakan model pengembangan yang banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan swasta. Pada lembaga pendidikan , cara yang populer untuk pengembangan kemampuan profesional guru adalah dengan melakukan penataran ( in service training ) baik dalam rangka penyegaran ( refreshing ) maupun peningkatan kemampuan ( up grading ). Cara lain baik dilakukan sendiri – sendiri ( informal ) atau bersama – sama , seperti : on the job training, workshop, seminar, diskusi panel, rapat – rapat, symposium, konferensi, dan sebagainya.
Candall mengemukakan model – model efektif pengembangan kemampuan professional guru , yaitu : model mentoring, model ilmu terapan atau model “ dari teori ke praktik “, dan model inquiry atau model reflektif . Model mentoring adalah model dimana berpengalaman merilis pengetahuannya atau melakukan aktivitas mentor pada guru yang kurang berpengalaman . Model ilmu terapan berupa perpaduan antara hasil - hasil riset yang relevan dengan kebutuhan – kebutuhan praktis . Model inquiry yaitu pendekatan yang berbasis pada guru – guru , para guru harus aktif menjadi peneliti , seperti membaca , bertukar pendapat , melakukan observasi , melakukan analisis kritis , dan merefleksikan pengalaman praktis mereka sekaligus meningkatkannya, sedangkan menurut Soetjipto dan Kosasi (2004 : 54 ), mengembangkan sikap professional ini dapat dilakukan selama dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan ) .


A. Pengembangan Profesional selama Pendidikan Prajabatan

Dalam pendidikan prajabatan , calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan , sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya kelak. Karena tugasnya yang bersifat unik , guru selalu jadi panutan bagi siswanya , dan bahkan bagi masyarakat sekelilingnya . Oleh sebab itu , bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa dan masyarakat .



B. Pengembangan Profesional selama dalam jabatan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depaartemen Pendidikan Nasional ( 2005 ) menyebbutkan beberapa alternative program Pengembangan Profesionalisme Guru , sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru
2. Program Penyetaraan dan Sertifikasi
3. Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi

Guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan saja belum cukup , diperlukan pelatihan guna meningkatkan profesionalismenya. Program pelatihan yang diusulkan adalah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan guru, yaitu mengacu kepada tuntutan kompetensi. Selama ini pelaksanaan pelatihan bersifat parsial dan pengembangan materi seringkali tumpangtindih , menghabiskan banyak waktu , tenaga dan biaya dan kurang efisien. Tidak jarang dalam satu tahun seorang guru mengikuti tiga jenis pelatihan sehingga mengganggu kegiatan PBM, sebaliknya tidak sedikit guru yang pernah mengikuti pelatihan sekalipun dalam satu tahun. Oleh karenanya, pelatihan yang diusulkan adalah Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi ( PTBK ).
Kompetensi yang diharapkan oleh guru mencakup :
 Memiliki pemahaman landasan dan wawasan pendidikan , terutama yang terkait dengan bidang tugasnya.
 Menguasai materi pelajaran ,minimal sesuai dengan cakupan materi yang tercantum dalam profil kompetensi.
 Menguasai pengelolaan pembelajaran sesuai karakteristik materi pelajaran.
 Menguasai evaluasi hasil belajar dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
 Memiliki wawasan profesi serta kepribadian sebagai guru.

4. Program Supervisi Pendidikan
5. Program Pemberdayaan MGMP
6. Simposium Guru
7. Program Pelatihan Tradisional lainnya.
Pelatihan ini umumnya mengacu pada satu aspek khusus yang sifatnya actual dan penting untuk diketahui oleh para guru , misalnya : CTL , KTSP , Penelitian tindakan kelas , penulisan karya ilmiah dan sebagainya.
8. Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah
9. Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah
10. Melakukan Penelitian ( khususnya Penelitian Tindakan Kelas )

Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) merupakan studi sistematik yang dilakukan guru melalui kerjasama dengan ahli pendidikan dalam rangka merefleksikan dan sekaligus meningkatkan praktik pembelajaran secara terus – menerus , juga merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru . Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya , dan memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan.
11. Magang
Magang ini dilakukan bagi guru pemula. Bentuk pelatihan pre – service atau in – service bagi guru junior untuk secara gradual menjadi guru professional melalui proses magang di kelas tertentu dengan bimbingan guru bidang studi tertentu. Berbeda dengan pendekatan pelatihan yang konvensional , focus pelatihan magang ini adalah kombinasi antara materi akademis dengan suatu pengalaman lapangan di bawah supervise guru yang senior dan berpengalaman ( guru yang lebih professional ).
12. Mengikuti berita actual dari media pemberitaan
Pemilihan yang hati – hati program radio dan televisi , dan sering membaca surat kabar juga akan meningkatkan pengetahuan guru mengenai pengembangan mutakhir dari proses pendidikan . Berbagai bentuk media tersebut seringkali memuat artikel – artikel maupun program – program yang berkaitan dengan berbagai penemuan terkini mengenai pendidikan yang disampaikan dan dibahas secara mendalam oleh para ahli pendidikan . Oleh karena itu , penggunaan media pemberitaan secara selektif yang terkait dengan bidang yang ditekuni guru akan dapat membantu proses peningkatan profesionalisme guru.
13. Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi
Ikut serta menjadi anggota organisasi / komunitas profesional juga akan meningkatkan profesionalisme seorang guru. Organisasi / komunitas profesional biasanya akan melayani anggotanya untuk selalu mengembangkan dan memelihara profesionalismenya dengan membangun hubungan yang erat dengan masyarakat . Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi profesional yang dapat memberi manfaat bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga .
14. Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat
Kerjasama dengan teman seprofesi sangat menguntungkan bagi pengembangan profesionalisme guru. Banyak hal dapat dipecahkan dan dilakukan berkat kerjasama, seperti : penelitian tindakan kelas, berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah, dan kegiatan – kegiatan profesional lainnya.
Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu atau permasalahan pendidikan termasuk kerja sama dalam berbagai kegiatan lain ( misalnya merencanakan , melaksanakan, dan mengevaluasi program – program sekolah ) dengan kepala sekolah, orangtua peserta didik ( komite sekolah ), guru dan staf lain yang professional dapat membantu guru dalam memutakhirkan pengetahuannya. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga keaktifan pikir an dan membuka wawasan yang memungkinkan guru untuk terus mendapatkannya. Semakin guru terlibat dalam perolehan informasi , maka guru semakin merasa akuntabel , dan semakin guru merasakan akuntabel maka ia semakin termotivasi untuk mengembangkan dirinya. Disamping itu mengunjungi professional lainnya di luar sekolah merupakan metode yang sangat berharga untuk memperoleh informasi terkini dalam rangka proses pengembangan professional guru.





















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakanpada bab pembahasan , kami dapat menyimpulkan b ahwa :
1. Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan perubahan , baik secara perorangan, kelompok , atau dalam satu system yang diatur oleh lembaga pendidikan .
2. Model – model pengembangan guru sengaja dirancang untuk menghadapi pembaharuan pendidikan.
3. Model – model pengembangan guru antara lain , meliputi : model mentoring, model ilmu terapan atau model “dari teori ke praktik” , dan model inquiry atau model praktik.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan sehubungan dengan tema makalah ini adalah:
Sebaiknya model – model pengembangan guru tersebut benar – benar dapat diaplikasikan dalam pendidikan, pelatihan dan pembinaan karir bagi guru – guru untuk meningkatkan profesionalismenya.












DAFTAR PUSTAKA

Makmun, A.S. 1996. Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan. Pedoman dan Intisari Perkuliahan. PPS IKIP Bandung.
Supriadi,Dedi. 1999. Mengangkat Citra dan martabat Guru. Adicita Karya Nusa. Yogyakarta.

makalahnya nyokap......

Tugas final

PROPOSAL PENELITIAN
STRATEGI MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU PERPUSTAKAAN
DI SMA NEGERI 1 SOROPIA



OLEH:
NAMA :SUMIATI KALSUM
NIM :20911205
PROGRAM STUDI :ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS :KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS : MUHAMMADIYAH KENDARI
2010




HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa secara teliti oleh pembimbing dan disetujui untuk mengikuti seminar proposal penelitian pada program studi Administrasi Pendidikan FKIP-UMK


Kendari, 5 Juli 2010

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Harapin Hafid , M.Si Drs. H. Nasriadi Dali, M.Si



Mengetahui
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Drs. H. Muh. Natsir , M.Si



DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Bukti – Bukti Bahwa Permasalahan Belum Terpecahkan Secara Memuaskan
B. Landasan Teori
C. Hasil – Hasil Penelitian Sebelumnya
D. Kerangkan Berpikir
Bab III Metode Penelitian
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
B. Jenis Dan Sumber Data
C. Definisi Operasional
D. Variabel Dan Desain Penelitian
E. Populasi Dan Sampel
F. Metode Pengumpulan Data
G. Teknik Analisis Data
Bab IV Identifikasi Objek Penelitian
A. Lokasi Objek Penelitian
B. Sarana Objek Penelititan
C. Tenaga Pengelola
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah suatu lembaga atau organisasi yang diberi wewenang untuk menyelengarakan kegiatan belajar – mengajar. Sekolah di pandang sebagai wadah pertemuan antara guru dengan murid, terjadinya proses transformasi nilai – nilai budaya, pengembangan pengetahuan dan keterampilan, yang diperoleh melalui proses pembelajaran di sekolah.
Sebagai suatu organisasi, sekolah memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan pencapaian tujuannya secara optimal sehinga keberadaan sekolah di tengah – tengah mayarakat benar – benar memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki standar mutu atau kualitas yang baik. Untuk menjadi sekolah yang baik dan bermutu, sebagai suatu organisasi atau lembaga pendidikan maka kepala sekolah sebagai pemimpin bersama – sama dengan seluruh personil personil bawahannya, baik guru- guru maupun staf tata usahanya, bekerja sama melakukan upaya – upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dikelola oleh organisasinya.
Kualitas suatu sekolah tidak hanya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya saja melainkan juga di tentukan oleh tersedianya fasilitas yang memadai berupa sarana dan prasarana sekolah serta lingkungan yang kondusif, dalam arti bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah itu harus berjalan aman, nyaman, dan terkendali.
Selain itu, pemanfaatan sarana – sarana penunjang sekolah seperti perpustakaan harus lebih dioptimalkan, mengingat perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan bagi guru dan siswa bila dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya, karena perpustakaan memegang peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, kualitass dari perpustakaan itu sendiri perlu di tingkatkan sehingga benar – benar dapat berfungsi dengan baik serta dapat di manfaatkan sebaik – baiknya bagi guru dan siswa.
Untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sekolah staf pengelola perpustakaan melakukan upaya – upaya yaitu menyusun strategi manajemen peningkatan dan pengendalian mutu perpustakaan yang bertujuan agar setiap personil sekolah, baik staf, guru, dan siswa memiliki minat dan daya tarik untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sarana untuk memperoleh sumber ilmu pengetahuan. Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang memiliki sistem manajemen yang baik dan teratur. ( A. Ridwan Siregar, 2004: 72 )
Dengan kata lain, bahwa dalam mengelola sebuah perpustakaan diperlukan suatu strategi pengelolaan ( manajemen ) pengendalian mutu yang baik sebagai suatu sistem manajemen yang efektif bagi peningkatan mutu / kualitas perputakaan sehingga dapat memberikan kepuasan bagi setiap personil yang menggunakannya. ( Agus Maulana, 1989: 49 )

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
“ bagaimanakah strategi manajemen pengendalian mutu perpustakaan yang diterapkan di SMA Negeri 1 Soropia?”

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi mamajemen pengendalian mutu perpustakaan yang dilakukan oleh para staf pengelola perpustakaan di SMA Negeri 1 Soropia, selain itu untuk mendeskripsikan secara tulisan tentang strategi manajemen pengendalian mutu perpustakaan kepada mahasiswa sehingga nantinya diharapkan dapat mengerti dan memahami sistim manajemen yang diterapkan dalam mengelola sebuah perpustakaan.

D. Manfaat penelitian
Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkannya.
2. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bukti-Bukti Bahwa Permasalahan Belum Terpecahkan Secara Memuaskan
Untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini penulis melakukan kunjungan pustaka untuk mencari dan menemukan informasi yang berkaitan dengan topik permasalahan.
Adapun cara yang dilakukan untuk menemukan informasi yang dimaksud adalah dengan teknik baca tulis. Dimana penulis membaca buku – buku kepustakaan yang relevan dengan topik permasalahan, kemudian penulis mencatatnya. Dari kegiatan tersebut, penulis menemukan adanya bukti – bukti yang menunjukan bahwa permasalahan pada penelitian sebelumnya belum terpecahkan secara memuaskan.
Bukti – bukti tersebut antara lain :
1. Penjelasan tentang upaya peningkatan mutu perpustakaan tidak diuraikan secara rinci dan detail.
2. Pada penelititan sebelumnya, tidak ditemukan adanya uraian yang menjelaskan tentang strategi untuk mengelola perpustakaan.

B. Landasan Teori
Landasan ( dasar ) acuan penulis dalam penelitian ini adalah “ manajemen “ yang bersumber dari pendapat para ahli yang relevan dengan topik permasalahan.
1. Pengertian manajemen
Menurut Sondang Siagian ( dalam Subagio Atmodiwiriyo, 2000:5 ), manajemen adalah kemampuan atau keterampilan seseorang untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain.
Menurut James A. F. Stonner ( dalam Subagio Atmodieiryo 2000:5 ), manajemen adalah proses perencanaan, pengeorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Manajemen lebih ditekankan kepada upaya untuk mempergunakan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin, mengingat terbatasnya sumber daya yang dimiliki.

Dalam dunia pendidikan, manajemen diartikan sebagai aktifitas memadukan sumber – sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. ( DR. Made Pidarta, manajemen Pendidikan Indonesia, 2000:4).
Yang dimaksud dengan sumber daya adalah ketenagaan ,dana,sarana dan prasarana termasuk info.Dengan demikian maka kemampuan seorang manajer memadukan sumber daya tersebut merupakan hal yang sangat penting.Dalam definisi ini tentu saja meliputi proses perencanaan,pengorganisasian,penggerakan,dan pengendalian sebagai fungsi-fungsi manajemen. Bagaimana sumber daya direncanakan, diorganisasikan, diarahkan, dan dikendalikan dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Oleh karena itu manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebaagai proses perencanaan,pengorganisasian, memimpin,mengendalikan tenaga pendidikan,sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan,mencerdaskan kehidupan bangsa,mengembangkan manusia seutuhnya,yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada TYME, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta bertanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan, (Depdikbud, biro perencanaan, manajemen pembinaan pendidikan, 1992/1993:4).
Dalam manajemen selain penekanan, dipusatkan kepada pencapaian fungsi – fungsi manajemen, dan hasil yang dapat diukur. Tujuan harus diformulasikandengan suatu ukuran yang dapat dihitung sehinga jelas perbandingannya antara perencanaan dengan hasil yang dicapai atas dasar perencanaan. Dengan kata lain, manajemen membutuhkan suatu standar sebagi alat ukur keberhasilan.

2. Fungsi – fungsi manajemen
a. Perencanaan ( planing )
Perencanaan adalah proses penetapan, penetuan masa yang akan datang, apa yang bisa kita capai dan bagmana mencapainya. ( R. Wayne Mondy. Dkk, manajemen : 86).
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan hal – hal yang akan di kerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu ( Prof. Dr. Yusuf Enoch, Dasar – dasar perencanan pendidikan, bina aksara : 1992 ).
Yang dimaksud dengan perencanan strategis adalah suatu proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi. Sifat – sifat perencanaan strategis meliputi :
 Menyangkut kurun waktu yang panjang / lama
 Menyangkut persoalan yang mendasar dalam organisasi
 Memberikan kerangkan dasar dalam pengambilan keputusan manajerial.
 Sebagai alat pemersatu dalam pengambilan keputusan
 Umumnya perencanaan strategis merupakan kegiatan manajer puncak.
Beberapa faktor yang mempengaruhi arti pentingnya perencanaan strategis, yaitu:
 Adanya peningkatan perkembangan dan perubahan teknologi.
Percepatan perubahan dan perkembangan teknologi mendorong setiap organisasi perusahaan mencari dan memanfaatkan kesempatan dan mengatasi tantangan yang ada . Apabila organisasi tidak aktif maka akan semakin mundur atau kalah dalam bersaing atau menghadapi tantangan/ ancaman dari lingkungan.
 Semakin rumit dan kompleksnya tugas manajerial.
Umumnya organisasi mengalami perkembangan sehingga akan meningkatkan beban tugas yang semakin kompleks bagi level operasional maupun manajerial. Khususnya bagi manajerial, dengan menyusun perencanaan strategis dapat aktif berpartisipasi pada masalah – masalah / tantangan dan kesempatan yang ada.
 Makin rumitnya lingkungan luar.
 Makin panjangnya jangka waktu antara keputusan yang dibuat dengan dampaknya dimasa depan.

b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu usaha yang ditempuh, agar sekelompok manusia yang bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, dapat berjalan atau berhasil dengan baik sesuai tujuan semula.
Dalam praktek penyelenggaraan organisasi kita sering mengenal adanya organisasi formal dan organisasi informal. Organisai formal yaitu, merupakan suatu sistem kerja sama oleh dua orang atau lebih yang dilakukan dengan mengatur serta mengkoordinir guna mencapai tujuan tertentu.Sedangkan organisasi informal adalah gabungan hubungan antara individu tanpa adanya tujuan bersama secara tidak sadar, yang pada akhirnya dalam hubungan tersebut sebenarnya mempunyai tujuan bersama.
Apabila tiga ciri khusus di atas, yakni adanya sekelompok manusia – kerjasama serta adannya – tujuan bersama, kita terapkan dalam organisasi formal maupun informal, maka akan terlihat bahwa susunan, kedudukan tugas serta fungsi – fungsi didalam organisasi akan nampak jelas dalam organisasi formal. Dan sebaliknya apabila ini kita terapkan dalam organisasi informal akan kelihatan jurang bahkan tidak jelas sama sekali.
Menurut James D. Money, organisasi adalah bentuk dari perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Menurut DR. Kimball, organisasi adalah sebuah aktiva atau cara kerja ( mekanisme ) dari manajemen. Tujuan mengadakan pengontrakan dan personalianya serta menentukan fungsi masing – masing tata kerjanya.
Menurut Ermeat Dalk ( dalam Jati Juli Triarsa, 1988:42 ) organisasi adalah proses perencanaan dalam sebuah badan usaha. Sifat: menyusun, mengembangkan, dan pemeliharaan struktur atau pola pemeliharaan kerja.

c. Penggerakan ( Actuating )
Penggerakan pada hakekatnya adalah menggerakan orang – orang untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdul Rahman, bahwa penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang – orang lain suka dan dapat bekerja.
Pada dasarnya, menggerakan orang- orang itu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Untuk dapat menggerakan dituntut bahwa manajemen haruslah mampu atau mempunyai seni untuk menggerakan orang lain. Kemampuan atau seni untuk menggerakkan orang lain itu disebut sebagai kepemimpinan ( leadership ).
Kepemimpinan sering pula diartikan sebagai kemampuan atau potensi untuk mempengaruhi orang – orang lain supaya mau dan dapat bekerja mengikuti kemauan manajemen.
Sasaran dari penggerakan adalah untuk mendapatkan ketaatan, disiplin, kepatuhan dan kesediaan untuk mengerjakan tugas – tugas yang dilimpahkan kepada seseorang dengan sebaik – baiknya, atau untuk membuat seseorang menjadi pengikut. Sedangkan tujuan dari penggerakan ialah agar manajemen dapat berhasil secara efektif dan efisien
Terminologi untuk penggerakan dalam bahasa asingnya , terdapat beberapa istilah antara lain :
 Directing; yakni menggerakkan orang – orang lain dengan memberikan berbagai pengarahan.
 Actuating; yakni menggerakan orang lain secara umum
 Leading; yakni menggerakan orang lain dengan cara menempatkan diri di muka orang- orang yang digerakkan, membawa mereka menuju suatu tujuan tertentu serta memberikan contoh – contoh.
 Commanding; yakni menggerakkan orang lain yang disertai adanya unsur paksaan.
 Motivating; yakni menggerakan orang lain dengan terlebih dahulu memberikan alasan – alasan mengapa hal tertentu harus dilaksanakan.

d. Pengawasan ( controlling )
Pengawasan adalah tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil pelaksanaan kesalahan, kegagalan, untuk kemudian dilakukan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali kesalahan – kesalahan itu, begitu pula menjaga agar pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang ditetapkan. Namun sebaliknya, sebaik apapun rencana yang telah ditetapkan, juga tetap memerlukan pengawasan. Oleh sebab itu, antara perencanaan dan pengawasan mempunyai hubungan yang erat.
H. Koontz dan O. Donnell, ( 1980 ) menyebutkan bahwa antara perencanaan dan pengawasan ibaratnya seperti kedua sisi mata uang yang sama ( planing and controlling a the two side of the same coin ).
Apabila pengawasan ini tidak dilakukan, kemungkina kesalahan – kesalahan akan terus berlangsung dan semakin membengkak. Sehingga tiba- tiba kesalahan tersebut sudah sangat berat dan sulit diatasi. Dengan demikian bukan hanya tujuan yang tidak tercapai, tetapi kemungkina dapt menimbulkan kerugian yang cukup besar. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa pengawasan adalah keseluruhan dari kegiatan – kegiatan untuk menjamin semua pelaksanaan dapat berlangsung serta berhasil sesuai dengan apa yang direncanakan, diputuskan dan dikomandokan. Sehingga dalam bentuk organisasi apapun, pengawasan ini selalu dibutuhkan, karena pengawasan itu sendiri mempunyai sasaran untuk melakukan pencegahan atau perbaikan penyesuaian atau perbedaan – perbedaan kesalahan dan kelemahan dari suatu pelaksanaan tugas dan wewenang. Adapun tujuan dari pengawasan adalah untuk membuat segenap unsur manajemen menjadi dinamis serta berhasil secara efektif dan efisien.

3. Pentingya manajemen bagi peningkatan mutu perpustakaan
Setiap organisasi macam apapun memerlukan manajemen, baik dalam bidang sosial, kesehatan , ekonomi, budaya maupun pendidikan untuk menjalankan aktifitasnya demi kelancaran tugas sehari – harinya.
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelengkap dan penunjang bagi sekolah. Keberadaannya di sekolah memberi manfaat yang besar bagi sekolah, guru, staf dan siswa bahkan masyarakat.
Perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu organisasi didalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan, akan berhasil bila perpustakaan tersebut mampu menjalankan manajemennya dengan baik. Dalam hal ini, pengelola perpustakaan harus mampu membuat suatu perencanaan, mampu untuk mengorganisir, memberikan pengarahan – pengarahan kerja, mengkoordinir dalam usaha untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mampu untuk melaksanakan pengawasan dalam pelaksanaan kerjanya. Tanpa adanya suatu perencanaan yang baik, kemungkinan besar pengelolaan perpustakaan akan mengalami suatu kegagalam atau hambatan. Akibatnya, upaya peningkatan dan pengendalian mutu perpustakaan tidak dapat berjalan dengan baik, mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi. Itulah sebabnya, sebuah perpustakaan, menuntut adanya kemampuan manajemen yang lebih baik, bagi setiap pengelola perpustakaan terutama kemampuan teknis, sebab tidak semua pekerjaan tersebut dapat dilakukan oleh orang – perorang atau sendiri – sendiri.

C. Hasil – Hasil Penelitian Sebelumnya
Dari hasil – hasil penelititan sebelumnya diketahui :
1. Perpustakaan merupakan salah satu sarana sekolah yang berfungsi untuk menyimpan buku – buku yang biasa di sebut sebagai gudangnya ilmu pengetahuan. Kegunaannya berkesan monofungsi dalam arti kualitas perpustakaan itu sendiri masih sangat rendah sehingga diperlukan adanya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitasnya yang dapat membangkitkan minat baca siswa di perpustakaan. ( Armin : 2001: 35 )
2. Hasil penelitian sebelumnya menjelaskan tentang fungsi perpustaakaan sebagai salah satu sarana di sekolah yang perlu dijaga dan dilestarikan tetapi tidak menjelaskan secara rinci strategi manajemen seperti apa yang tepat digunakan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan itu.













D. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan berikut ini:





















BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu
Obyek penelitian ini dilaksanakan pada SMA Negeri 1 Soropia,Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.Sedangkan pelaksanaan penelitian tersebut dilaksanakan setiap hari kerja.
B. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis data
Adapun jenis data yang dikumpulkan penulis dalam penyusunan karya tulis ini dapat digolongkan kedalam dua jenis,yaitu;
 Data primer,yaitu data-data yang diperoleh penulis dilokasi penelitian.
 Data ssekunder,yaitu data yang diperoleh penulis melalui tinjauan kepustakaan yang berkaitan dan berhubungan erat dengan topik permasalahan yang diangkat oleh penulis.

2. Sumber Data
Data-data penulis dalam penyusunan karya tulis ini bersumber dari hasil pengamatan penulis selama melaksanakan penelitian yang dikumpulkan melalui observasi atau pengamatan langsung dan wawancara serta melalui berbagai tinjauan kepustakaan yang mempunyai relevansi dengan permasalahan.
C. Definisi operasional
Adapun definisi operasional yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
 Strategis
Strategis berarti cara,metode atau langkah-langkah yang dilakukan.Dalam pengertian manajemen strategis adalah rencana yaang menyeluruh,yang mempersatukan dan merangkai bersama/memadukan seluruh aspek /bagian perusahaan dalam mencapai tujuan komprehensif dengan menggunakan berbagai sumber daya manajemen.
 Manajemen
Secara umum,manajemen berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.Manajemen adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan,mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia,keuangan,fasilitas dan informasi guna mencapai sasaran dengan cara efektif dan efisien.
 Pengendalian
Pengendalian secara umum mengandung makna sebagai proses,cara atau perbuatan mengendalikan.Dalam pengertian manajemen,pengendalian berarti pengawasan atas kemajuan(tugas) dengan membandingkan hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan usaha(kegiatan) dengan hasil pengawasan.
 Mutu
Mutu berarti ukuran baik buruknya suatu hal(benda),kadar,taraf atau derajat, kualitas.
 Perpustakaan
Perpustakaan merupakan wadah atau sarana tempat menyimpan berbagai macam buku,baik yang berisi tentang berbagai ilmu pengetahuan ataupun pengetahuan yang bersiifat umum.Perpustakaan disebut juga sebagai sarana untuk memperoleh atau menambah ilmu pengetahuan.
Dari definisi diatas penulis dapat memberikan satu definisi secara keseluruhan sesuai dengan topik permasalahan,sebagai berikut:
Strategis manajemen pengendalian mutu perpustakaan adalah suatu cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penggunaan sumber daya sarana perpustakaan secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk meningkatkan mutu,/kualitasnya sehingga setiap personil di sekolah dapat meningkatkan minat dan daya tariknya untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai wadah atau sarana untuk memperoleh,menambah ilmu pengetahuan.
D. Variabel Dan Desain Penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu strategi manajemen dinyatakan sebagai variabel (X) dan pengendalian mutu perpustakaan dinyatakan sebagai variabel (Y).
Desain dari kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:




Keterangan gambar:
X adalah strategis manajemen
Y adalah pengendalian mutu perpustakaan
Menyatakan hubungan dua variabel yang saling mempengaruhi.

E. Populasi Dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah tenaga-tenaga kependidikan yang terdiri dari guru dan staf administrasi,yang keseluruhannya berjumlah 58 orang.Staf administrasi yang berjumlah 11 orang dipilih menjadi obyek yang paling memungkinkan untuk dijadikan sumber data .Dari populasi tersebut ,diambil sampel sebanyak 3 orang staf administrasi.Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proposional random sampling.

F. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi,yaitu suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dengan mengutip sumber catatan yang telah ada pada obyek penelitian,untuk mengetahui populasi dari obyek penelitian ini.




G. Teknik Analisis Data
Adapun cara atau teknik menganalisis data yang dilakukan oleh peneliti dalam mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan karya tulis ini ,penulis melakukannya dengan cara,yaitu;
1. Teknik Observasi
Dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung guna memperoleh gambaran tentang bidang pengamatan sesuai dengan topik permasalahan.
2. Teknik wawancara / tanya jawab.
Peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan mengadakan wawancara langsung dan tanya jawab kepada nara sumber yang mengetahui / pakar dalam bidang yang menjadi pengamatan peneliti.
3. Teknik Library Riset (Riset Kepustakaan)
Peneliti mengumpulkan data – data penunjang yang diperoleh dengan mengadakan riset atau tinjauan kepustakaan dari berbagai sumber bacaan atau referensi yang berasal dari buku – buku ataupun yang diperoleh dari situs internet yang mempunyai relevansi dengan bidang permasalahan.














BAB IV
IDENTIFIKASI OBJEK PENELITIAN

A. Lokasi Objek Penelitian
Objek penelititan ini adalah perpustakaan SMA Negeri 1 Soropia sebagai sarana pelengkap / penunjang bagi SMA Negeri 1Soropia untuk meningkatkan standar / kualitas pendidikan yang diselenggarakannya.
Perpustakaan SMA Negeri 1 Soropia berada dalam lingkungan ( areal ) lahan sekolah, yang letaknya kurang lebih 25 kilometer dari pusat kota kendari. Namun, karena letak geografisnya yang berada di bagia timur tenggara kota kendari sehingga dalam pembagian wilayah SMA Negeri 1 Soropia termasuk dalam wilayah kabupaten konawe.

B. Sarana objek penelitian
Sarana objek penelitian ini terdiri dari satu buah gedung berukuran panjang 9 meter dan lebar 7 meter yang dilengkapi dengan sarana penunjang lainnya berupa beberapa rak tempat buku – buku yan ditata dengan rapi dan teratur sesuai dengan kelompoknya masing – masing, meja dan kursi untuk staf pengelola serta meja dan kursi untuk tempat membaca bagi pengunjung perpustakaan, serta sarana penunjang lainnya.

C. Tenaga pengelola
Dari hasil pengamatan ( observasi ), wawancara dan tanya jawab diketahui bahwa pengelola perpustakaan SMA Ngeri 1 Soropia adalah tenaga – tenaga staf yang profesional dalam bidangnya yang terdiri dari 1 orang yang bertindak sebagai manajer perpustakaan, dibantu 2 orang staf bawahannya yang mengurus perpustakaan itu setiap harinya.
Manajer perpustakaan dan stafnya adalah orang – orang yang berkompeten untuk membuat strategi manajemen pengendalian mutu dalam upaya menjaga agar kualitas dan mutu perpustakaan yang dikelolanya menjadi lebih terkendali sehinga tujuan untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakan bagi setiap personil sekolah itu dapat di capai secara maksimal, efektif dan efisien.



DAFTAR PUSTAKA

Atmodiwiryo, Subagyio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Ardodizya Jaya
Julitriarsa, jati dan Jhon Suprihanto. 1988. Manajemen Umum Sebuah Pengantar, edisi pertama. Yogyakarta: BPFE
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua . 1995. Jakarta : balai pustaka
Kotler, Phillip, 1989n. Jakarta : Erlangga. Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian. Jakarta : bina raya
Maulana, agus . 1989. Sistem pengendalian manajemen.jakarta : Bina rupa
www.scribd.com/search:+perencanaan/login/suicide145/

it`s me

it`s me

Laman