Rabu, 06 April 2011

makalah teori belajar

thanks to SUSRIANTI




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang vital. Mengajar adalah proses pembimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakana apabila terjadi kegitan belajar murid. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid-murid. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as demodification or strengthening of behavior through experiencing).
Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegitan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan sutu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip-prinsip teori belajar perilaku?
2. Bagaimana konsep teori belajar sosial?


1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka kita dapat mengambil manfaat sebagai tujuan. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Agar mengetahui prinsip-prinsip teori belajar perilaku
2. Agar mengetahui konsep teori belajar sosial
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Perilaku
Ada beberapa prinsip yang melandasi teori-teori perilaku akan diuraikan dibawah ini:
2.1.1. Konsekuensi-konsekuensi
Prinsip yang paling penting dari teori belajar perilaku ialah, bahwa prinsip perilaku berubah menurut konsekuensi-konsekuensi langsung. Konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan “memperkuat” perilaku, Sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan “melemahkan” perilaku. Bila seekor tikus yang lapar menerima makanan waktu ia menekan sebuah papan, tikus itu akan menekan papan itu lebih kerap kali. Tetpi bila tikus itu menerima denyutan listik, tikus itu akan menekan papan itu makin berkurang, atau berhenti sama sekali.
Konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan pada umumnya disebut reinfoser, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan disebut hukuman (punishers).
Reinfosrser-reinforser
Reinfoser-reinfoser dapat dibagi menjadi dua golongan: primer dan skunder. Reinforser primer memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia,misalnya: makanan, air, keamanan, kemesraan dan seks.
Reinforser sekunder merupakan reinforser yang memperoleh nilainya setelah diasosiasikandengan reinforser primer atau reinforser sekunder lainya yang sudah mantap. Uang baru mempunyai nilai bagi seorang anak bila ia mengetahui, bahwa uang itu dapat digunakanya untuk membeli makanan, misalnya. Angka-angka dalam raporbaru mempunyai nilai bagi siswa, bila orang tuanya memberikan perhatian dan penilaian, dan pujian orang tua mempunyai nilai sebab pujian itu terasosiasi dengan kasih sayang, kemesraan, dan reinforser-reinforser lainya. Uang dan anngka rapor adalah contoh-contoh reinforser sekunder, sebab keduanya tidak mempunyai nilai sendiri, melainkan baru mempunyai nilai serelah diasosiasikan dengan reinforser primer atau reinforser primer atau reinforser sekunder lainya yang lebih mantap. Ada tiga kategori dasar reinforser sekunder. Yaitu reinforser social (seperti pijian, senyuman, atau perhatian), reinforser aktivitas (seperti pemberian mainan,atau kegitan-kegiatan yang menyenangkan), dan reinforser simbolik (seperti uang, angka, bintang, atau point yang dapat ditukarkan untuk reinforser-reinforser lainya).
Kerap kali reinforser-reinforser yang digunakan disekolah merupakan hal-hal yang diberikan kepada siswa-siswa. Reinforser-reinforser ini disebut reinforser positif, dan berupa pujian, angka dan bintang. Tetapi, ada kalanya untuk memperkuat perilaku ialah denghan membuat konsekuensi perilaku suatu pelarian dari situasi yang tidak menyenangkan. Misalnya, seorang guru dapat membebaskan para siswa dari pekerjaan rumah dianggap sebagai suatu tugas yang tidak menyenangkan, maka bebas dari pekerjaan rumah ini merupakan reinforser. Reinforser-reinforser yang berupa pelarian dari situasi-situasi yang tidak menyenangkan disebut reinforser negatif.
Suatu prinsip perilaku penting ialah, kegitan yang kurang diingini dapat ditingkatkan dengan menggabungkanya pada kegitan-kegiatan yang lebih disenagi atau didingini. Misalnya, seorang guru berkata pada muridnya: “ Jika kamu telah selesai mengerjakan soal ini, kamu boleh keluar,”atau”Bersihkan dahulu mejamu, nanti Ibu bacakan cerita.” Kedua contoh ini merupakan contoh-contoh dari suatu prinsip yang dikenal dengan nama prinsip premack (Premack, 1965). Para guru dapat menggunakan prinsip premack ini dengan menggabungkan kegitan-kegiatan yang lebih menyenangkan dengan kegiatan-kegiatan yang kurang menyenangkan, dan membuat partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan tergantung pada penyelesaian sempurna dari kegiatan-kegiatan yang kurang menyenangkan.
Hukuman
Konsekuensi-konsekuensi yang tidak memperkuat perilaku disebut hukuman. Patut diperhatikan perbedaan antara reinforsemen negative (memperkuat perilaku yang diinginkan dengan menghilanhkan konsekuensi yang tidak menyenangkan) dan hukuman, yang bertujuan mengurangi perilaku dengan menghadapkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan.
Para teoriwan perilaku berbeda mengenai hukuman ini. Ada yang berpendapat, bahwa efek hukuman itu hanya temporer, bahwa hukuman menimbulkan sifat menentang atau agresi. Ada pula teoriwan-teoriwan yang tidak setuju dengan pemberian hukuman. Tetapi termasuk mereka yang mendukung penggunaan hukuman ini, pada umumnya mereka setuju bahwa hukuman itu hendaknya dugunakan, bila reinforsemen telah dicoba dan gagal, dan bahwa hukuman diberikan dalam bentuk selunak mungkin dan hukuman selalu digunakan sebagai bagian dari suatu perencanaan yang teliti, tidak dilakukan karena frustasi.

2.1.2. Kesegaran (immediacy) konsekuensi-konsekuensi
Salah satu prinsip dalam teori belajar perilaku ialah bahwa konsekuensi-konsekuensi yang segera mengikuti perilaku akan lebih mempengaruhi perilaku dari pada konsekuensi-konsekuensi yang lambat datangnya. Prinsip konsekuansi-konsekuensi ini penting artinya dalam kelas. Khususnya bagi murid-murid sekolah dasar, pujian yang diberikan segera setelah anak itu melakukan suatu pekerjaan dengan baik, dapat merupakan suatu reinforser yang lebih kuat dari pada angka yang diberikan kemudian.
2.1.3. Pembentukan (Shaping)
Selain kesegaran dari reinforsemen, apa yang akan diberi reinforsemen, juga perlu diperhatikan dalam mengajar. Bila guru membimbing siswa menuju pencapaian tujuan dengan memberikan reinforsemen pada langkah-langkah yang menuju pada keberhasilan, maka guru itu menggunakan teknik yang disebut pembentukan. Istilah pembentukan “shaping” digunakan dalam teori-teori belajar perilaku dalam mengajarkan ketermpilan-keterampilan baru atau perilaku-perilaku dengan memberikan reinforsemen pada para siswa dalam mendekati perilaku akhir yang diinginkan.
Ringkasan dari langkah-langkah pembentukan dari perilaku baru adalah sebagai berikut:
1. Pilih tujuan , buat tujuan itu sekhusus mungkin.
2. Tentukan sampai dimana siswa-siswa itu sekarang. Apakah kemampuan-kemampuan mereka?
3. Kembangkan satu seri langkah-langkah yang dapt merupakan jenjang untuk membawa mereka dari keadaan mereka sekarang ketujuan yang telah ditetapkan. Bahi sebagian siswa langkah-langkah itu mungkin terlalu besar, untuk sebagian lagi mungkin terlalu kecil. Ubahlah langkah-langkah itu sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
4. Berilah umpan balik selama pelajaran berlangsung. Perlu diingat, makin baru materi pelajaran, makin banyak umpan balik dibutuhkan para siswa.

2.2. Teori Belajar Sosial
Teori belajar social menekankan, bahwa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang, tidak random,lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya. Suatu perspektif belajar social menganalisis hubungan kontinu antara variabel-variabel linhkungan ciri-ciri pribadi, dan perilaku terbuka dan tertutup seseorang. Perspektif ini menyediakan interprestasi-interprestasi tentang bagaimana terjadi belajar social, dan bagaimana kita mengatur perilaku kita sendiri. Suatu pembahasan tentang konsep-konsep utama dari teori belajar social akan diberikan dalam bagian berikut.
2.2.1. Pemodelan (Modelling)
Bandura memperhatikan bahwa bahwa penganut-penganut Skinner member penekanan pada efek-efek dari konsekuensi-konsekuensi pada perilaku, dan tidak mengindahkan fenomena pemodelan, yaitu meniru perilaku orang lain, dan pengalaman Vicarious, yaitu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain. Ia merasa bahwa sebagian besar belajar yang dialami manusia tidak dibentuk dari konsekuensi-konsekuensi, melainkan manusia itu belajar dari suatu model. Guru-guru olahraga mendemonstrasikan loncat tinggi, dan para siswa menirunya. Bandura menyebut ini no-trial learning, sebab para siswa tidak harus melalui proses pembentukan (shapping process), tetapi dapat segera menghasilkan respons yang benar.
2.2.2. Fase Belajar
Menurut Bandura ada empat fase belajar dari model,yaitu fase perhatian (attentional phase), fase retensi (retention phase), fase peproduksi (reproduction phase), dan fase motivasi (motivational phase).
a. Fase perhatian
Fase pertama dalam belajar teori observasional ialah memberikan perhatian pad suatu model. Pada umumnya, para siswa memberikan perhatian pada model-model yang menarik, berhasil, menimbulkan minat dan popular. Inilah sebabnya banyak para siswa meniru pakaian, tata rambut, dan sikap-sikap bintang film misalnya.
Dalam kelas guru akan memperoleh perhatian dari para siswa, dengan menyajikan isyarat-isyarat yang jelas dan menarik (misalnya dengan berkata ”Nah, perhatikan bagaiman Ibu mengatakan jumlah atom oksigen dalam molekul oksigen, dan jumlah molekul oksigen yang bereaksi”. Perhatikan siswa juga akan diperoleh dengan menggunakan hal-hal yang baru, aneh, atau tak terduga, dan dengan memotivasi para siswa agar menaruh perhatian (misalnya dengan berkata, “dengarkan baik-baik, ini akan muncul dalam ujian minggu depan”).
b. Fase Retensi
Belajar observasional terjadi berdasarkan kontiguitas. Dua kejadian contiguous yang diperlukan ialah perhatian pada penampilan model dan penyajian simbolik dari penampilan itu dalam memori jangka panjang (1977 :29)
Observes who code modelled activities into either words, concise labels, or vivid imagery learn abd retain behaviour better than those who simply observe or are mentally preoccupled with other matters while watching”
Dari apa yang dikemukakan oleh oleh bandura ini terlihat betapa pentingnya peranan kata-kata, nama-nama, atau bayangan yang kuat yang dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang dimodelkan dalam mempelajari dan mengingat perilaku.
Perlu kita ketahui bahwa, materi pelajaran akan lam diingat, bila pengulangan terbuka terjadi. Tetapi pengulangan tidak selalu harus terbuka. Pengulangan tertutup dari perilaku yang dipelajari melalui belajar observasional kerap kali dilakukan oleh para mahasiswa calon guru yang mempersiapkan pelajaran mereka yang pertama. Dari guru pamong atau guru model, mahasiswa itu belajar bagaimana berdiri dimuka kelas, bagaimana memberikan pelajaran pendahuluan, menuliskan konsep-konseo atau kata-kata baru dipapan tulis, memberikan giliran pada siswa-siswa, memberikan rangkuman, dan lain-lainya. Sebelum mahasiswa itu memberikan pelajaranya, dalam pikiranya ia membayangkan pelajaranya, dalam pikiranya ia membayangkan persiapan yang telah dibuatnya. Pengulangan tertutup semacam ini menolong mahasiswa itu mengingat unsur-unsur pokok dari pola perilaku yang harus dikuasai.Pengulangan tertutup ini menolong terbentuknya kesesuaian antara perilaku mahasiswa itu dan perilaku model.
c. Fase Reproduksi
dalam fase ini bayangan (imagery) atau kode-kode simbolik verbal dalam memori membimbing penampilan yang sebenarnaya dari perilaku yang baru diperoleh. Telah ditemukan, bahwa derajat ketelitian yang tertinggi dalam belajar observasional terjadi, bila tindakan terbuka mengikuti pengulangan secara mental (mental rehearsal).
Fase reproduksi mengijinkan modl atau instuktur untuk melihat apakah komponen-komponen suatu urutan perilaku telah dikuasai oleh yang belajar. Ada kalanya hanya sebagian dari suatu urutan perilaku yang diberi kode yang benar dan dimiliki. Misalnya seorang guru mungkin menemukan setelah memodelkan prosedur-prosedur untuk memecahkan persoalan kuadrat, bahwa beberapa siswa hanya dapat memecahkan sebagian dari persamaan itu. Mereka mungkin membutuhkan pertolongan dalam menguasai seluruh urutan untuk memecahkan persamaan kuadrat itu. Kekurangan penampilan hanya dapat diketahui, bila siswa-siswa diminta untuk menampilkan. Itulah sebabnya fase reproduksi diperlukan. Perlu disebut pentingnya arti umpan balik yang bersifat memperbaiki untuk membentuk perilaku yang diinginkan. Sebagian besar dari psikologi operant mempersoalkan reiforsemen dan hukuman, yang telah kita kenal efeknya terhadap perilaku. Tetapi sebagian besar dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh guru tidak berupa reinforsemen maupun hukuman- hanya bersifat informatif. Mengetahui hasil, umpan balik sederhana, mempunyai efek yang kuat terhadap perilaku berikutnya. Bila seorang siswa telah melihat, memberikan kode, dan mengurangi, dan kemudian mencoba menulis huruf besar “A”, mencoba melakukan loncat jauh, atau mencoba menyusun pantun, guru model hendaknya memberikan umpan balik pada siswa-siswa itu. Umpan balik ini dapat ditujukan pada aspek-aspek yang benar dari penampilan, tetapi, yang lebih penting ialah ditujukan pada aspek-aspek yangb salah dari penampilan. Secara cepat member tahu siswa tentang respons-respons yang tidak tepat sebelum berkembang kebiasaan-kebiasaan yang tidak diinginkan, merupakan pelaksanaan pengajaran yang baik. Umpan balik perbaikan semacam ini jangan dianggap sebagai hukuman. Umpan balik sedini mungkin dalam fase reproduksi merupakan suatu variabel penting dalam perkembangan penampilan keterampilan pada yang diajar.
d. Fase Motivasi
Fase terakhir dalam proses belajar observasional ialah fase motivasi. Para siswa akan meniru suatu model, sebab mereka merasa, bahwa dwngan berbuat demikian mereka akan meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh reinforsemen.
Dalam kelas, fase motivasi dari belajar observasional kerap kali terdiri atas pujian atau angka untuk penyesuaian dengan model guru. Para siswa memperhatikan model itu, melakukan latihan, dan menampilkanya, sebab mereka mengetahui, bahwa inilah yang disukai guru, dan menyenangkan guru.
2.2.3. Belajar Vicarious
Telah kita ketahui, bahwa sebagian besar dari belajar observasional termotivasi oleh harapan bahwa meniru model dengan baik akan menuju pada reinforsemen. Tetapi ada orang yang belajar dengan melihat orang diberi reinforsemen atau hukuman waktu terlibat dalam perilaku-perilaku tertentu. Inilah yang disebutt dengan “Vicarious”.
Guru-guru dalam kelas selalu mengunakan prinsip belajar vicarious. Bila seorang murid berkelakuan tidak baik, dan memuji mereka karena pekerjaan mereka yang baik itu. Anak yang nakal itu melihat, bahwa bekerja memperoleh reinforsemen, karena itu ia pun kembali bekerja.
2.2.4. Pengaturan-sendiri
Konsep penting lainya dalam belajar observasional ialah pengaturan sendiri atau “self-regulation”. Bandura berhipotesis, bahwa manusia mengawasi perilakunya sendiri, mempertimbangkan (judge) perilaku itu terhadap criteria yang disusunya sendiri, dan kemudian memberi reinforsemen atau hukuman pada dirinya sendiri. Kita semua mengetahui, bila kurang dari pada yang sebenarnya. Untuk dapat membuat pertimbangan-pertimbangan (judgments) ini kita harus mempunyai harapan tentang penampilan kita sendiri. Seorang siswa mungkin sudah merasa senang sekali memperoleh 90% betul dalam situ tes, tetapi anak yang lain mungkin sangat kecewa.
Yang menjadi pertanyaan ialah , dimana kita memperoleh kriteri yang kita gunakan untuk mempertimbangkan penampilan kita? Kadang-kadang pertimbangan ini timbul sendiri seperti seorang pelukis, penulis, atau seorang guru bekerja berulang kali untuk memperoleh sebuah lukisan, karangan, atau suatu pelajaran yang baik. Tetapi teori belajar social mengemukakan, bahwa sebagian besar dari criteria ya ng kita miliki untuk penampilan kita, kita pelajari, sperti banyak hal-hal lain, dari model-model dalam dunia social kita. Kita belajar banyak dengan dihadapkan pada model-model. Bila kita memperhatikan perilaku model, dan menciptakan kode-kode imagery bagi apa yang telah kita amati, kita akan belajar dari model itu. Baik pengulangan terbuka maupun pengulangan tertutup menolong kita untuk dapat memiliki perilaku baru yang kita pelajari. Pada suatu saat kita harus mencoba mereproduksi perilaku model itu. Umpan balik untuk memperbaiki, diberikan jauh sebelum fase reproduksi belajar dari model-model, mempunyai efek yang kuat dari perilaku. Reinforsemen dan hukuman yang ditimbulkan sendiri secara langsung dan dialami secara vicarious, menentukan sejauh mana perilaku yang baru itu akan ditampilkan. Dalam pandangan belajar social, belajar dan penampilan adalah dua fenomena yang berbeda.
Respons-respons kognitif kita terhadap perilaku kita sendiri mengizinkan kita untuk mengatur perilaku kita sendiri. Dengan mengamati, kita mengumpulkan data tentang renpons-respons kita. Melalui standar-standar penampilan yang sudah terinternalisasi, kerap kali dipelajari melalui observasi, kita pertimbangkan perilaku kita. Dengan member hadiah atau menghukum kita sendiri, kita dapat mengendalikan perilaku kita secara efektif. Kita tidak perlu dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan lingkungan atau keinginan-keinginan yang datang dari dalam. Ketika dapat belajar menjadi manusia social yang berkpribadian. Dengan menerapkan gagasan-gagasan dari teori belajar social pada diri kita sendiri, kita dapat menjadi guru dan siswa yang lebih baik.







BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional. Teori ini dikembangkan oleh Albert bandura (1966). Teori ini menerima sebagian besar prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, teteapi memberikan lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori belajar sosial kita belajar dari orang lain. Melalui observasi tentang dunia social kita, melalui interprestasi kognitif dari dunia itu, banyak sekali informasi dan penampilan-penampilan keahlian yang kompleks dapat dipelajari.
Dalam pandangan belajar social “manusia itu tidak dididorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam, dan juga tidak “dipukul” oleh stimulus-stimulus lingkungan. Tetapi fungsi psikologi diterangkan sebagai interaksi yang kontinu dan timbal balik dari determinan-determinan pribadi dan determinan-determinan lingkungan” (bandura,1977 :27).

3.2. Saran
Diharapkan dalam proses belajar mengaajar agar menerapkan gagasan-gagasan dari teori belajar social pada diri kita sendiri, karena dengan itu, kita dapat menjadi guru dan siswa yang lebih baik. dalam teori belajar sosial kita belajar dari orang lain. Oleh karena itu kita harus belajar banyak dari penampilan-penampilan yang kompleks dari orang lain.









DAFTAR PUSTAKA



Dahar Wilis Ratna. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta, Erlangga
Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara

tugAS dari pak umran ( blank page )

KONSEP – KONSEP DASAR ORGANISASI

_ pengertian organisasi
_Elemen organisasi
_Karakteristik organisasi
_Fungsi organisasi
_Teori organisasi

Pengertian dasar tentang komunikasi belum memadai untuk memahami komunikasi organisasi dengan baik ? komunikasi terjadi dalam satu lingkaran yang mempunyai struktur, karakteristik, serta fungsi tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap proses sosial.
Banyak pengertian organisasi :
A. Schein
Suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah organisasi untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab.

B. Kochler
system hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

C. Wright
Suatu bentuk system terbuka dari aktivitas yang terkoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Dari pengertian itu ada tiga hal dalam organisasi :
1. Organisasi merupakan suatu system
2. Organisasi mengkoordinasi aktivitas
3. Organisasi mencapai tujuan bersama.
Organisasi merupakan suatu struktur hubungan manusia.
Struktur didesain manusia ---tidak sempurna; Organisasi sangat bervariasi --- ada yang sederhana, ada yang kompleks.

Untuk memahami organisasi, maka perlu mengetahui elemen – elemen dasar organisasi .

Lingkungan ( environment )
Struktur social

Struktur sosial : Pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan yang ada dalam organisasi.

Klasifikasi struktur sosial
 Struktur normativemenyangkut nilai, norma dan peranan yang diharapkan. Nilai : criteria yang digunakan dalam mem ilih tujuan antara lain t.l. Norma : aturan umum mengenai t.l yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengejar tujuan . Peranan _ digunakan sebagai standar penilaian t.l yang sesuai dengan posisinya.
 Struktur tingkah laku _ berfokus pada t.l yang dilakukan dan bukan pada resep ber t.l
 Partisipan organisasi

Mengenai organisasi, Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu kordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirearki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi juga mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepasa komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.
Sedangkan menurut Kochler (1976) mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi menurut pendapat Wright(1977) yang mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari akrivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hirarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari batasan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan:
• Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan.
• Adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
Organisasi memiliki bentuk yang berbeda-beda, ada yang sangat sederhana dan ada pula yang sangat kompleks. Didalam organisasi tentunya pasti terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan satu sama lain. Elemen-elemen tersebut(Scott,1981) adalah strutur sosial, partisipan, tujuan, teknologi dan lingkungan.
1. Struktur Sosial
Struktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial menurut Davis (Scott,1981) dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu stuktur normatif dan stuktur tingkah laku. Stuktur normatif mencakup nilai, norma dan peranan yang diharapkan. Sedangkan komponen tingkah laku berfokus pada tingkah laku yang dilakukan. Stuktur normatif dan stuktur tingkah laku dari kelompok tidaklah dapat dipisahkan secara jelas dan tidak pula identik, tetapi berbeda tingkatya dan saling berhubungan. Tingkah laku membentuk norma-orma sebagaimana norma membentuk tingkah laku.
1. Partisipan
Partisipan organisasi adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Semua individu berpartisipasi lebiih daripada suatu organisasi dan keterlibatannya pada masing-masing orgnaisasi tersebut sangat bervariasi.
Tingkat keterampilan dan keahlian yang dibawa partisipan ke dalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. Oleh karena itu susuan stuktural di dalam organisasi mestilah dirancang untuk disesuaikan dengan tingkat keterampilan. Tingkat keterampilan ini hampir selalu diikuti oleh perbedaan kekuasaan.
1. Tujuan
Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat kontroversial dalam mempelajari organisasi. Tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diingini, atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya, melalui penampilan aktivitas tugas-tugas mereka.
1. Teknologi
Teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan juga pegetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Semua organisasi mempunyai teknologi tetapi bervariasi dalam teknik atau kemanjuran dalam memproduksi hasil yang diinginkan.
1. Lingkungan
Tidak ada organisasi yang sanggup mencukupi kepentingan organisasinya sendiri. Semuanya tergantung kepada lingkungan sistem yang lebih besar untuk terus dapat hidup.


A. Definisi Struktur Sosial
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:
v George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
v George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
v William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
v Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan sosial.
B. Ciri-ciri Struktur Sosial
1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb: a. Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.
3. Dapat berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
C. Fungsi Struktur Sosial
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.
D. Bentuk Struktur Sosial
Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Masing-masing punya ciri tersendiri.
1. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi berasal dari kata strata atau tingkatan. Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan.
Ukuran yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan, atau kekuasaan. Max Weber menyebutkan bahwa kekuasaan, hak istimewa dan prestiselah yang menjadi dasar terciptanya stratifikasi sosial.
Adanya perbedaan dalam jumlah harta, jenjang pendidikan, asal-usul keturunan, dan kekuasaan membuat manusia dapat disusun secara bertingkat. Ada yang berada di atas, ada pula yang menempati posisi terbawah.
Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi 2:
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial)
2. Stratifikasi Sosial terbuka
Adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada masyarakat modern.
Bentuk-bentuk mobilitas sosial:
a. Mobilitas Sosial Horizontal
Di sini, perpindahan yang terjadi tidak mengakibatkan berubahnya status dan kedudukan individu yang melakukan mobilitas.
b. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial yang terjadi mengakibatkan terjadinya perubahan status dan kedudukan individu.
Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi 2:
#Vertikal naik
Status dan kedudukan individu naik setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.
#Vertikal turun
Status dan kedudukan individu turun setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.
c. Mobilitas antargenerasi
Ini bisa terjadi bila melibatkan dua individu yang berasal dari dua generasi yang berbeda.

KARAKTERISTIK DAN FUNGSI ORGANISASI
Organisasi mempunyai karakteristik :
A. Bersifat dinamis.Organisasi sebagai system terbuka terus menerus mengalami perubahan? (1) selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungan,(2) perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah.Secara inplisit perubahan organisasi secara dinamis diakibatkan : a).perubahan ekonomi,(b).perubahan pasaran,(3).perubahan kondisi social,(4).perubahan teknologi.
B. Memerlukan informasi.semua organisasi membutuhkan informasi demi keberlanjutan hidup dan perkembangannya.
C. Mempunyai tujuan.setiap organisasi pasti mempunyai tujuan yang harus membedakan dengan organisasi lain.
D. Memiliki struktur.Organisasi dalam mecapai tujuan membuat aturan-aturan dan hirarki hubungan.Struktur menjadi organisasi membakukan prosedur kerja dan menghususkan tugas yang berhubungan dengan proses produksi fungsi organisasi :
1. Memenihi kebutuhan pokok organisasi
2. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab
3. Memproduksi barang atau orang mempengaruhi orang.

TEORI-TEORI ORGANISASI
Banyak teori yang berkaitan dengan organisasi,tetapi teori-teori yang berkaitan dengan komunikasi organisasi :
A. Teori klasik.
Terdiri dari 2 (dua)teori :

1. Teori saintifik manajemen (dikembangkan Tylor).Penekanannya – pada pembagian kerja untuk mendapatkan hasil maksimal dengan biaya seefisien mungkin, pengelolaan organisasi berdasarkan pada prinsip-prinsip pembagian pekerjaan, otoritas dan dan tanggung jawab, kesatuan komando, kesatuan arah, minat masing-masing bawahan terhadap minat umum, pembayaran yang wajar, sentralisasi, mata rantai komando, perintah, kesamaan, stabilitas kedudukan personil yang tetap, inisiatif, rasa kesatuan korp. (2). Teori birokrasi (dikembangkan Max Weber). Penekanannya – pentingnya bentuk struktur hirarki yang efektif bagi organisasi. Birokrasi dicapai melalui pembentukan aturan, struktur, dan proses. Karakteristik Organisasi (Kreps) : (a). adanya aturan-aturan, norma-norma, dan prosedur yang baku mengenai apa yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas-tugas organisasi, (b) spesialisasi peran anggota organisasi menurut pembagian kerja , (c) Hirarki otoritas organisasi secara formal, (d) pekerjaan karyawan dikualifikasi berdasarkan kompetensi teknis dan kemampuan melakukan pekerjaan, (e) saling pertukaran dalam pekerjaan sehingga memungkinkan orang lain menggantikan pekerjaan seseorang, (f) hubungan internal diantara anggota orang bersifat professional dan personal, (g) deskripsi pekerjaan yang rinci harus diberikan kepada anggota organisasi yang merupakan pedoman dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, (h) rasionalitas dan kemungkinan meramalkan aktivitas organisasi dan penyelesaian tugas.

2. Teori hubungan Manusia. Manusia sebagai anggota organisasi – inti organisasi social. Penekanan teori hubungan manusia : pentingnya individu dan hubungan social dalam kehidupan organisasi. Pada studi – studi selanjutnya selalu ditemukan pertentangan antara teori klasik dan teori hubungan manusia ? teori klasik – produksi pekerja, teori hubungan manusia kesejahteraan anggota organisasi . Anggapan dasar teori hubungan manusia (1) rata-rata manusia tidak mempunyai pembawaan tidak suka bekerja? Bekerja merupakan sumber kepuasan manusia, (2) control dari luar, ancaman dan hukuman bukan merupakan alat untuk membawa sesuatu kepada tujuan – berasumsi bahwa kunci penampilan pekerja terletak pada komitmen terhadap suatu pekerjaan pada control pengelola, (3) komitmen terhadap tujuan adalah satu fungsi dari ganjaran yang dihubungkan dengan ppencapaian mereka, (4) rata-rata manusia belajar dibawah kondisi yang pantas? Tidak hanya menerima pekerjaan, tetapi juga mencari rasa tanggung jawab, (5) kapasitas untuk melatih tingkat imajinasi didistibusikan secara luas, (6) dibawah kondisikehidupan modern, potensi intelektual dan organisasi terletak pada kesatuan bagian-bagian
3. Teori system social- memandang organisasi sebagai kaitan bermacam-macam komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi.
4. Teori politik – pokok permasalahan : (a) kekuasaan, (b) konflik, distribusi kewenangan. Preposisi dari perspektif teori politik : (1) kebanyakan dari keputusan –keputusan penting dalam organisasi mencakup alokasi sumber-sumber yang langkah, (2) organisasi adalah komposisi gabungan dari sejumlah kepentingan individu, kelompok, (3) keputusan individu berbeda –beda dalam nilai-nilai , kekuasaan, kepercayaan, dan lain-lain secara realitas, (4) tujuan dan keputusan organisasi timbul dari proses perundingan antar individu/ kelompok, dan (5) adanya timbul perbedaan yang abadi, maka kekuasaan dan konflik merupakan pusat kehidupan organisasi.
Ahli teori pola mengakui keberadaan dan pentingnya otoritas, tetapi otoritas hanya merupakan salah satu bentuk yang penting dari kekuasaan. Bentuk-bentuk kekuasaan yang paling berarti: *Otoritas- makin tinggi posisi seseorang
5. Teori simbolis
Dalam teori interaksionis simbolik, masyarakat terdiri dari dan pola interaksi terorganisir antar individu, dan penelitian berfokus pada mudah interaksi tatap muka diamati bukan pada tingkat hubungan struktural-makro yang melibatkan lembaga-lembaga sosial (Simbolis).
interactionists Simbolik membuat sementara, terbatas hubungan sosial di fluks konstan, meskipun kerangka kerja yang mengatur hubungan stabil.. Ada penekanan pada simbol, negosiasi kenyataan, dan minat dalam peran orang bermain. Peran-mengambil adalah mekanisme kunci untuk interaksi sosial, karena memungkinkan orang untuk melihat sesuatu dari perspektif orang lain.
. interactionists simbolik melihat masyarakat sebagai terdiri dari dan pola interaksi terorganisasi di antara individu.
Mereka cenderung untuk mempelajari interaksi sosial melalui observasi partisan daripada survei dan wawancara, dengan alasan dekat kontak yang dan perendaman dalam kehidupan sehari-hari peserta diperlukan untuk dapat memahami arti dari tindakan mereka.

ANALISIS MEDIA RAKYAT DAN KORAN MASUK DESA

PEMBAHASAN


A. MEDIA RAKYAT

Apa peran media dalam hidup rakyat? Seberapa sering dan besar tingkat ekspresi emosional dan artistiknya? Ini akan mengindikasikan daya hidup tradisi yang dibentuk kembali. Apakah ukuran yang biasa dan komposisi pendengar diperlihatkan menurut pengelompokan usia, jenis kelamin, pendidikan, ekonomi dan kelompok-kelompok sosial? Apakah kepentingan fungsi-fungsi yang dijalankan dalam suatu kerangka kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai sosial yang berlaku?

Mengapa Media Rakyat?

Strategi komunikasi tak dapat dikatakan menyeluruh bila mengabaikan media tradisional, yang harus dimasukkan dalam jajaran bersama dengan saluran-saluran komunikasi yang lebih diterima secara umum.
Sebagai salah satu bentuk hiburan populer atau bentuk ekspresi artistik yang berguna nilai, maka media rakyat perlu dipelihara dan dikembangkan. Tujuan-tujuan di atas tidak mesti cocok satu sama lain. Bagaimana pun masalah-masalah bisa muncul dalam situasi-situasi khusus. Media tertentu mungkin tak cocok untuk tujuan-tujuan tertentu, dan tujuan-tujuan tertentu tak dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan media rakyat khusus, atau media rakyat mana pun. Karena itu penting membuat kriteria untuk menyeleksi media dan pesan-pesan yang disampaikan

Status Media Rakyat
• Media rakyat merupakan alat untuk mengubah nilai-nilai, sikap-sikap dan norma-norma untuk menyediakan iklim yang kondusif bagi kemajuan ekonomi dan sosial.
• Media rakyat merupakan metode untuk mempromosikan perilaku atau kebiasaan-kebiasaan tertentu. Tujuannya adalah, agar rakyat melakukan tindakan-tindakan khusus tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan dari kebijakan nasional (misalnya mengunjungi klinik, menanam dan penggunaan pupuk).
• Media rakyat merupakan saluran untuk mengemukakan informasi tentang teknik-teknik dan fasilitas yang tersedia yang dapat digunakan oleh rakyat untuk memecahkan masalah.
Berrigan ( 1979 ) mendefinisikan media rakyat sebagai berikut :
1. Media masyarakat adalah media yang bertumpu pada landasan yang lebih luas dari kebutuhan semua rakyatnya.
2. media masyarakat adalah adaptasi media untuk digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan apapun tujuan yang di tetapkan oleh masyarakat.
3. media masyarakat adalah media yang memberi kesempatan pada warga masyarakat untuk memperoleh informasi, pendidikan bila mereka menginginkan kesempatan itu.
4. media ini adalah media yang menampung partisipasi masyarakat sebagai perencana, produksi dan pelaksana.
5. media masyarakat adalah sasaran bagi masyarakay untuk mengemukakan sesuatu, bukan untuk menyatakan sesuatu pada masyarakat.
Adapun fungsi-fungsi Media rakyat adalah sebagai berikut ( Oepen, 1988)
1. memberi saluran alternatif sebagai sarana bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan mereka.
2. Berguna menyeimbangan pemihakan terhadap perkotaan yang tercermin dalam isi media.
3. Membantu menjebatani kesenjangan antara pusat dan pinggiran.
4. mencega membesarnya rasa kecewa, rasa puas diri dan keterasinagn di kalangan penduduk derah pedesaan
5. Memberi fasilitas berkembangnya kesewadayaan, kemampuan membela diri dan kemampuan menagmbil keputusan sendiri. Berguna bagi umpan balik , sitem pemantauan dan pengawasan suatu proyek tertentu.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Media rakyat adalah bentuk komuniksi denagn memakai media massa sebagai salurannya. Media itu dari, oleh dan untuk rakyat di pedesaan. Artinya, media yang menganggap kepentingan rakyat adalah yang paling utama. Dan berperan dalam membantu perkembangan masyarakat.

B. KORAN MASUK DESA

Program KMD di indonesia mulai dilaksnakan pada bulan februari 1980 berdasarkan SK menpen NO, 11/a/Kep/menpen/1980 tanggal 29 januari 1980. penetapan sebuah KMD dilaksanakan atas saran Gubernur/kepala daerah yang berkerja sama dengan Serikat pekerja surat kabar dan persatuan wartawan indonesia.
Pentingnya koran masuk desa tercermin dari tujuannya sebagaimana tersebut dibawah ini :
1. meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aspek-aspek pembangunan dan perubahan. Sebab, masyarakat pedesaan masi berpegang teguh pada norma, nilai tradisi yang sangat bertolak belakang dengan pembangunan. KMD juga mengubah prilaku dan kepercayaan yang menghambat pembangunan.
2. meningkatkan keterampilan ( skill ) terutama yang menyangkut cara hidup dan cara memenuhi kebutuhan hidup. KMD juga bisa menjadi agen pembahruan yang mengubah masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern
3. Memotivasi masyarakat untuk menimbulkan keinginan mengubah nasibnya serta bergerak dalam partisipasi penbangunan. KMD bisa menciptakan sertra mendorong masyarakat pedesaan agar mampu dan terampil sehingga menciptakan suasana yng dapat mendorong prakarsa inovasi dan kreativitas dalam meningkatkan kesejatraan hidup mereka.
4. meratakan informasi dalam rangka peningkatan arus komunikasi ke dalam pedesaan. Untuk itu diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah dan KMD dalam ubungan yang saling menuntungkan.

Untuk mencapai tuuan yang sudah ditetapkan diatas, maka di usahak agar ada pengintegrasian lembaga-lembaga atau potensi yang mempunyai hubungan dengan pelaksanaan KMD. Lembaga yang biasanya terkait dengan KMD antara lain Kantor Kepala Desa dan aparatnya, lembaga Ketahanan Masyarakat Desa, termasud pihak lain yang tak terlembaga namun berpengaruh langsung dengan KMD, seprti peran Opinion leader
Sebagai koran yang berbeda dengan koran pada umumnya, tentnya dari segi liputan reportase juga erbeda karena perbedaan target, tujauan, misi, dan sasarannya. Misalnya, lingkup daerah yang hanya meliputi desa. Kalaupun ada reportase di Koya presentasenya kecil, mungkin hal-hal yang berhubungan dengan pembaruan agar ditiru oleh masyarakat desa. Namun demikian, hal ini harus dilakukan dengan hati-hati, sebab KMD adalah koran kota yang beredar di pedesaan, sehingga perlu dihindari munculnya sinyalemen bahwa koran itu adalah koran kota bukan koran masuk desa.
Isi pemberitaan sudah selayaknya diprioritaskan pasa tokoh-tokoh desa yang masi mempunyai pengaruh dan wibawa yang tinggi. Sebab masyarakat desa masih memandang pemuka masyarakat sebagai pihak pemberi ” restu ” atau menentukan berbagai pembahruan masyarakat. Adapun kejadian yang sangat diminati adalah kejadia yang sangat dekat dengan masyarakat desa, misalnya peristiwa gunung meletus , banjir, kebakaran, cara becocok tanaman yang baik ,pemakaian pupuk yang efisien atau masalah perternakan yang diadopsi dari pengalaman di kota atau hasil penelitian orang kota di suatu desa tertentu.
Berdasrkan klasifikasi, isi KMD lebih menitik beratkan pada informasi atau pemberitaan, kemudiqn menyusul penerangan , penyuluhan ,pendapat umum dan artikel-artikel yang punya makna sosial budaya dan sosial ekonomi pedesaan. Yaitu, berita umum atau informasi 40%, penerangan 15%, penyuluhan 15%, pendidikan 10%, hiburan/olahraga 10%, rubrik pembaca/iklan 5%. Adapun jika dilihat ruang lingkup wilayah berita atau asal wilayah reportase adalah sebagai berikut:
• Berita-berita pedesaan regional
( desa,kecamatan, kabupaten, provinsi) : 80%
• Berita nasional :15 %
• Internasioanal : 5 %

Kategori diatas sangat bergantung dari karakteristik sasaran. Karna bisa saja KMD di yogyakarta berbeda dengan di daerah lain. Akan tetapi paling tidak kaegori iu bisa dijadikan sebagai pedoman minimal. Begitu pula bahasa yang digunakan KMD harus menyesuaikan kondisi desa, hal itu berhubungan dengan rendahnya tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat desa akibat tingkat pendidikan mereka yang relatif rendah. Maka KMD harus memahami dua karakteristik berikut: pertama, perhatikan dan pertimbangkan calon pembaca. Kedua, pertimbangkan bagaimana menggunakan bahasa untuk membawa pembaca ketempat yang dikehendaki.
Berita KMD tentunya akan diminati jika lebih dekat dengan pembacanya. Dalam istilah junalistik disebut proximity. KMD tentu akan menarik jika hal itu berhubungan dengan diri, keluarga, dan teman dekat atau desanya. Secara psikologis ini sangat menentukan efektif tidaknya KMD.
Berbeda dengan media rakyat. Media rakyat adalah media yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pedesaan. Media rakyat adalah media “milik” orang desa. Sedangkan KMD adalah koran yang direncanakan terbitnya dikota dan berkembang di pedesaan. Dari sini dapat ditarik kesimpilan bahwa media rakyat dan KMD itu berbeda. Media rakyat lebih merakyat. sedangkan KMD tidak begitu merakyat.

C. PERAN PEMERINTAH DAERAH
Indonesia, sudah memasuki era otonomi daerah. Beberapa kalangan berharap dengan munculnya otonomi daerah akan membuka peluang pertumbuhan pesat KMD. Artinya tidak ada campur tangan pemerintah pusat dalam menguru kebijakan daerah, kalaupun ada itu tidak terlalu besar, termaksud pengembangan KMD-nya.
Pemerintah daerah di harapkan mengalokasikan dananya untuk pengembangan KMD, karna hal ini dapat memajukan kesejatraan masyarakat desa perkembangan KMD yang pesat tentu akan berkolerasi erat denagn kemajuan daerah. Kelebihan KMD di banding koran lain tentunya adalah karena dia akan memberikan muatan daerah lebih banyak.
Agar KMD bisa berkembang lebih baik ada bebrapa permasalahan yang layak diperhatikan:
1. perlunya dukungan penuh Pemda. Terutama sekali masalah dana. Pemda juga bisa mengeluarkan kebijakan untuk masing-masing kecamatan, kelurahan, dan desa agar berlangganan KMD
2. Masing-masing daerah harus punya inisiatif untuk berlangganan dan memaaang iklan ke media KMD. Desa perlu mengeluarkan uang untukmendukung kesuksesan KMD. Tidak masakah mengeluarkan uang ratusan ribu untuk KMD dari pada korup.
Tetapi, pengembangan KMD bukan tanpa hambatan, hambatan yang di identifikasi ntara lain :
a) Masyarakat akan bergerak maju dari tradisional ke modern. Ini jelas akan menghambat pengembangan KMD. Alasannya, semakin maju tingkat pendidikan masyarakat semakin banyak pilihan media yang akan mereka cari. Konsumen KMD adalah masyarakat pedesaan. Jika pedesaan lambat laun menjadi perkotaan, eksistensi KMd mau tidak mau akan terancam.
b) Peran pemerintah daerah masih kecil. KMD jelas membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mengandalkan iklan atau pelanggan rasanya sangat sulit. Ini karena wilaya sebaran media sengat terbatas. Dan lagi tidak semua pemasang iklan mau memasang di KMD. Bisa karena alsan tidak sesuai jenis produknya atau memasang iklan di KMD akan merugi. Sebab, masyarakat pedesaan masih sulit untuk di ajak pola hidup konsumtif. Padahal memasang iklan jelas sangat memutuhkan umpan balik untuk membeli produk yang diiklankan.
c) KMD sangat terancam dengan adanya koran lokal. Sebagaimana kita ketahui pula sudah banyak koran yang asalnya KMD. Tetap lamban laun menjadi koran lokal. Takbisa di pungkiri , koran lokal juga sangat tertarik untuk memberitakan masalah- masalah daerah.
d) Masyarakat lebih menikmati KMD untuk mencari hiburan. Padahal KMD lebih menitik beratkan untuk mendorong masyarakat maju, berpola pikir kedepan dan merangsang untuk membangun daerahnya. Hiburan itu tercermin dengan kesukaannya membaca berita-berita kriminal, seks, dan kejahatan lain.

Selasa, 05 April 2011

contoh hak angket

HAK ANGKET ( QUESTIONER )

Judul : narkoba dan seks bebas bagi para remaja

Observasi menggunakan skala liker

Ket : Lingkari jawaban yang dipilih.

A. Pertanyaan tertutup
1. Apakah anda setuju bila anak anda melakukan seks bebas?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – ragu
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

2. Apakah anda mengizinkan anak anda untuk keluar malam?
a. Sangat mengizinkan
b. Mengizinkan
c. Ragu – ragu
d. Kurang mengizinkan
e. Sangat tidak mengizinkan

3. Apakah anda setuju jika anak anda mengonsumsi narkoba?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – ragu
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

4. Apakah anda setuju kalau saya membawa anak anda ke kantor polisi?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – ragu
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

5. Apakah anda setuju kalau saya merehabilitasi anak anda?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – ragu
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

6. Apakah anda setuju jika anak anda membawa wanita asing kerumah anda?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – ragu
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

7. Apakah anda setuju jika saya mengambil sampel darah anak anda?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – ragu
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

8. Apakah anda setuju jika anak anda dihukum mati?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – ragu
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

9. Apakah anda mengizinkan saya untuk memeriksa kamar anak anda?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – ragu
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

10. Apakah anda mengizinkan saya untuk menelepon polisi?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – ragu
d. Kurang setuju
e. Sangat tidak setuju

Penskoran
Untuk pertanyaan tertutup:
Sangat setuju skor 5
Setuju skor 4
Ragu – ragu skor 3
Kurang setuju skor 2
Sangat tidak setuju skor 1



B. Pertanyaan terbuka

1. Apa anda tahu, apa itu NAZA?
a. Jika ya, jelaskan….
b. Tidak

2. Adakah cara lain untuk mengobati anak yang kecanduan narkoba?
a. Jika ya, jelaskan….
b. Tidak

3. Pentingkah sosialisasi pengenalan narkoba bagi remaja?
a. Jika ya, jelaskan….
b. Tidak

4. Dapatkah anak anda diobati dengan cara di rehabilitasi?
a. Jika ya, jelaskan….
b. Tidak

5. Sudikah kiranya anda rela kalau anak anda dihukum mati?
a. Jika ya, jelaskan….
b. Tidak

6. Pantaskah pemerintah melakukan tes keperawanan bagi remaja putrid?
a. Jika ya, jelaskan….
b. Tidak

7. Dapatkah anda memberikan solusi kepada pemerintah tentang kenakalan remaja?
a. Jika ya, jelaskan….
b. Tidak

8. Pentingkah orangtua melakukan pengawasan super ketat kepada anaknya?
a. Jika ya, jelaskan….
b. Tidak

9. Apakah anda tahu dampak dari penggunaan narkoba yang berkepanjangan?
a. Jika ya, jelaskan….
b. Tidak

10. Apakah anda tahu resiko remaja yang mengidap kelainan seks?
a. Jika ya, jelaskan….
b. Tidak


Untuk pertanyaan terbuka:
Ya skor 1
Tidak skor 0

Perencanaan Frekuensi TV Siaran di Indonesia

terima kasih untuk sodara tonna, atas postingannya.




Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Tujuan
Agar penggunaan saluran dapat dilakukan secara efisien dan benar, sehingga akan diperoleh hasil penerimaan siaran yang baik sesuai standard di dalam daerah jangkauan masing-masing, tanpa adanya gangguan interferensi dari pemancar atau sumber frekuensi lain yang dapat mengganggu kenyamanan publik menonton televisi.

Sasaran
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.

Rencana
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.
Adapun inti dari perencanaan yang akan dibuat pada kesempatan ini adalah membuat suatu pedoman penataan dan penggunaan saluran televisi bagi setiap penyelenggara siaran televisi di Indonesia, agar penggunaan saluran dapat dilakukan secara efisien dan benar, sehingga akan diperoleh hasil penerimaan siaran yang baik sesuai standard di dalam daerah jangkauan masing-masing, tanpa adanya gangguan interferensi dari pemancar atau sumber frekuensi lain yang dapat mengganggu kenyamanan publik menonton televisi.
Aturan dan ketentuan yang dipakai dalam perencanaan ini telah mempertimbangkan berbagai aspek teknis yang berpengaruh pada penerimaan siaran televisi antara lain sifat propagasi gelombang radio, kondisi geografis wilayah, standard penerimaan kuat medan yang baik, interferensi dan protection ratio.
1. Distribusi kanal frekuensi untuk satu daerah, akan sangat tergantung dengan daerah lain yang bersebelahan (kurang lebih s/d radius 250 km)
2. Kondisi eksisting pengguna TV Siaran (2 programa TVRI dan 5 program TV swasta nasional dan 5 programa TV swasta nasional terbatas) sebetulnya melebihi kapasitas
3. Pita VHF, hampir semua kanal frekuensi digunakan TVRI mencakup sekitar 80% wilayah Indonesia
4. Pita UHF, master plan frekuensi awal (th.90-an) adalah 7 kanal frekuensi di setiap wilayah di Indonesia. Akibat kebijakan Deppen th.1998 (5 TV swastanasional baru), terpaksa dijatahkan 11 kanal frekuensi untuk Ibu Kota Provinsi (jatah daerah bersebelahan dengan IKP dikurangi)
5. Dasar perencanaan distribusi frekuensi TV siaran adalah kondisi eksisting pemancar TV siaran, cakupan wilayah layanan yang seluas-luasnya (dapat meliputi beberapa wilayah kabupaten/kodya, bahkan bisa meliputi beberapa provins), potensi ekonomi serta jumlah pemirsa.
6. Untuk daerah yang bersebelahan dengan negara lain (terutama sebagian besar provinsi di Sumatera, Kalimantan), perlu dikoordinasikan frekuensi secara bilateral dengan negara tetangga tsb (Malaysia, Singapura, dsb)

Prinsip perencanaan frekuensi TV
1. Distribusi kanal tergantung parameter teknis, luas wilayah siaran (termasuk daya pancar, tinggi antena, lokasi, dsb), protection ratio, spasi frekuensi serta arah gain antena
2. Untuk menghitung: jarak minimum antara dua pemancar. Besarnya bervariasi tergantung parameter teknis.
3. Dalam planning, memakai asumsi “di darat, dan datar”. Untuk kondisi seperti pegunungan, bukit, laut, dsb, ada faktor koreksi, membutuhkan perhitungan tambahan, juga pengukuran
4. Sangat dianjurkan dalam wilayah layanan yang sama, tower pada lokasi yang sama, karena pemirsa menggunakan antena penerima yang diarahkan. Bila tower tidak sama, maka pemirsa terpaksa membeli dua antena, atau siaran penerimaannya tidak optimal.

Standar TV
1. Standar sistem TV berwarna analog: NTSC (Amerika), PAL (Eropa), SECAM (Jepang)
2. Standar TV di Indonesia: VHF: PAL-B, UHF: PAL-G
Standar sistem suara stereoa di Indonesia: NICAM
3. Standar sistem TV digital di dunia: DVB-T (Eropa), ISDB-T (Jepang), ATSC (Amerika)
4. Saat ini Indonesia secara de jure belum menentukan standar TV Digital. Tetapi secara defacto untuk TV Kabel dan TV Satelit digital menggunakan DVB.

Kanal frekuensi TV
1. Pita Frekuensi VHF Band I VHF Band III UHF Band IV&V
Batas Frekuensi (MHz) 54 – 68 174 – 230 478 – 806
2. Bandwidth Saluran (MHz) 7 7 8
3. Nomor Saluran 2 dan 3 4 s/d 11 22 s/d 62
4. Jumlah Saluran 2 8 41
5. •Di suatu wilayah layanan, tidak semua kanal bisa digunakan.•Terdapat sejumlah pembatasan-pembatasan penetapan kanal, antara lain:
•Co-channel interference (n)
•Adjacent-channel interference (n-1 atau n+1)
•Image channel interference (n+5 untuk VHF, n+9 untuk UHF)
•Frekuensi harmonic

SUMBER :
Direktorat Kelembagaan Internasional Ditjen Postel-Dephub

Jumat, 01 April 2011

KONSEP DASAR DALAM KOMUNIKASI DIGITAL

Dunia Maya (Cyberspace)
Istilah “dunia maya” memiliki beberapa makna berbeda. Dalam novel Willian Gibson (1984/1994), Neuromancer, istilah dunia maya muncul pertama kalinya untuk merujuk pada jaringan informasi yang luas yang oleh para penggunanya disebut dengan console cowboys. Dari konsep yang diberikan Gibson, dapat ditemukan definisi yang lebih formal lagi yang terkait langsung dengan sistem syaraf: “Dunia maya adalah realita yang terhubung secara global, didukung komputer, berakses komputer, multidimensi, artifisial, atau “virtual”.
Dalam pemakaian umum saat ini, dunia maya adalah istilah komprehensif untuk world wide web, Internet, milis elektronik, kelompok-kelompok dan forum diskusi , ruang ngobrol (chatting), permainan interaktif multi-player, dan bahkan e-mail. (Turkle, 1995).

Virtual Reality (VR)
Virtual reality merujuk pada pemakaian komputer untuk mensimulasikan sebuah pengalaman dengan cara yang sama dengan realita. Pada jenis-jenis VR yang paling sering dipakai seseorang yaitu sarung tangan, earphone, dan goggles yang disambungkan dengan komputer. Namun, komputer belum memiliki kekuatan untuk mengirimkan sebuah pengalaman VR penuh. Tetapi, baiknya, kita sudah bisa mencicipi VR dengan sejumlah game komputer yang menggunakan grafik-grafik realistis atau program-program yang memungkinkan kita “bergerak” melintasi ruang tiga dimensi.
\ Sistem VR yang canggih dapat menjadi jawara dalam komunikasi – sebuah format yang di dalamnya kita dapat berbagi pengalaman dengan orang lain. Kejadian ini adalah topik film Strange Days, yang dibintangi Fiennes yang berperan sebagai seorang pemasok “klip-klip” VR selundupan yang diambil langsung dari otak seseorang dan dapat dimainkan oleh orang lain.

Komunitas Maya
Virtual communitiesn atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik daripada di dunia nyata. Salah satu bentuknya yang paling awal adalah buletin komputer yang diakses dengan menyambungkan modem pada tahun 1970-an. Ruang chatting, e-mail, milis, dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik adalah contoh baru tempat-tempat yang dapat dipakai oleh komunitas untuk saling berkomunikasi.
Howard Rheingold (1993) menyebutkan beberapa manfaat ajang gaul elektronik ini dalam bukunya The Virtual Community. Di dalamnya terdapat informasi tentang peran-peran yang dapat dilakukan komunitas maya dalam masyarakat.

Chat Rooms, MUD, dan Bot
Chat room atau ruang obrol memungkinkan kita berkomunikasi langsung dengan orang lain yang belum kita kenal maupun yang kita kenal. Selain itu, ada satu jenis permainan interaktif yang canggih adalah MUD, singkatan dari Multi-User-Dungeon atau Multi-User-Domain. Para pemain dalam game ini memilih sebuah peran dan berkenalan dengan dunia maya serta memungkinkan mereka dapat berinteraksi dengan para pemain lainnya. Beberapa MUD dilengkapi bot, atau program-program komputer yang dirancang untuk berinteraksi dengan para pemain dengan beragam cara, termasuk chatting (ngobrol).
Program yang memiliki daya chatting canggih disebut chatterbox. Kadang para pemain kesulitan membedakan apakah mereka sedang berinteraksi dengan orang lain, ataukah dengan sebuah program komputer. Sebuah chatterbox bernama Julia, diciptakan oleh pemrogram Michael Mauldin dari Carnegie Mellon University, adalah perangkat yang sangat canggih. Julia diprogram untuk membelokkan gejolak seksual.
Di masa mendatang, program-program komputer (dan website) yang kia gunakan mungkin akan dilengkapi dengan chatterbox sebagai bagian dari metode komunikasi mereka.

Interaktivitas
Interaktivitas adalah salah satu fitur media baru yang paling banyak dibicarakan, mendapat tempat khusus di Internet. Satu masalah dalam mendefinisikan istilah interaktivitas adalah bahwa ia dipakai minimal dalam dua makna berbeda. Orang-orang dengan latar belakang ilmu komputer cenderung memaknainya sebagai interaksi pengguna dengan komputer. Sementara itu, para sarja komunikasi cenderung berpikir bahwa interaktivitas merupakan komunikasi antara dua manusia. Dari dua pengertian di atas, jelas sekali bahwa interaktivitas adalah sebuah konsep yang kompleks, dan belum ada definisi standar.
Satu penelitian (McMilla dan Downes, 1998) yang berdasarkan pada wawancara dengan para pakar teknologi baru, mengidentifikasikan enam dimensi interaktivitas. (1) Persuasi – menginformasikan, (2) Kontrol Lemah – kontrol tinggi, (3) aktivitas rendah – aktivitas tinggi, (4) satu arah – dua arah, (5) waktu tertentu – waktu fleksibel, (6) kesadaran rendah terhadap tempat – kesadaran tinggi terhadap tempat. Mereka menyebutkan bahwa akan terjadi interaktivitas yang lebih besar dengan cara pemberian informasi daripada dengan persuasi, lebih banyak kontrol oleh pengguna, lebih banyak aktivitas oleh pengguna, bukan komunikasi satu-arah tapi dua-arah, komunikasi yang terjadi pada waktu-waktu yang fleksibel, dan komunikasi yang terjadi di tempat yang tidak sebenarnya.

iklan menurut saya....

Iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini perusahaan atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa kepada publik, khususnya pelanggannya melalui suatu media massa dengan tujuan untuk memberi informasi dan membujuk para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan tersebut, dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan.

Iklan mampu membentuk citra berkepanjangan suatu produk oleh karenanya para pengguna jasa iklan yang ingin mengenalkan produknya haruslah benar-benar paham memilih media yang tepat apakah media cetak atau media elektronik.
Selain benar-benar paham mengenai pemilihan media yang tepat, unsur-unsur yang juga tak kalah penting menentukan yakni unsur pesan dan seni (musik, warna, gambar, dan animasi)

it`s me

it`s me

Laman