Selasa, 16 November 2010

makalahnya nyokap (2)

Makalah Profesi Kependidikan II

MODEL – MODEL PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN



OLEH :
Sumiati Kalsum 20911205
Suratman Tiri 20911206
Susmiati 20911208
Sulianti 20911204

Kelas / Semester : E / III
Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kendari
2010




KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah yang sangat sederhana ini dengan tema “ Model – model Pengembangan Tenaga Kependidikan “
Adapun yang menjadi pembahasan berkaitan dengan tema di atas berkisar tentang model – model pengembangan tenaga profesi guru,secara khusus.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan adanya sumbang saran ataupun kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan di masa datang.
Akhirnya kami tak lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak Andreas Selaku Dosen Pembina Mata Kuliah Profesi Kependidikan II, yang telah banyak meberikan petunjuk dan arahannya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi yang membacanya.


Kendari, 3 November 2010


Penyusun








DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar belakang
B. Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Bab II Pembahasan
Model – Model Pengembangan Guru
A. Pengembangan Professional Selama Pendidikan Prajabatan
B. Pengembangan Professional Selama Masa Jabatan
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka









BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru “ dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam suatu manajemen pendidikan yang professional.
Ada dua metafora untuk menggambarkan pentingnya pengembangan sumber daya guru . Pertama, jabatan guru diumpamakan dengan sumber air . Sumber air itu harus terus – menerus bertambah , agar sungai itu dapat mengalirkan air terus – menerus. Bila tidak, maka sumber air itu akan kering. Demikianlah bila seorang guru tidak pernah membaca informasi yang baru, tidak menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang diajarkan, maka ia tidak mungkin memberi ilmu dan pengetahuan dengan cara yang lebih menyegarkan kepada peserta didik.
Kedua, jabatan guru di umpamakan dengan sebatang pohon buah-buahan.Pohon itu tidak akan berbuah lebat, bila akar induk pohon tidak menyerap zat-zat makana yang berguna bagi pertumbuhan pohon itu.Begitu juga dengan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik itu pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru.Setiap guru perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan perkembangan profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan output pendidikan berkualitas.Itulah sebabnya guru perlu belajar terus-menerus, membaca informasi terbaru dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar suasana belajar belajar menggairahkan dan menyenangkan baik guru apalagi bagi pesrta didik.
Peningkatan sumber daya guru perlu dilakukan agar guru menjadi tenaga pendidikan yang professional.Seorang professional mempunyai kebermaknaan ahli (expert) dengan pengetahuan yang di miliki dalam melayani pekerjaannya.Tanggung jawab (responsibility) atas keputusannya baik intelektual maupun sikap tenaga dan memiliki sikap kesejawatan menjunjung tinggi sikap profesi dalam suatu organisasi yang dinamis.Oleh karena itu, guru harus dapat mengembangkan profesinya dengan baik.
Pengembangan profesi keguruan bukan saja hanya memerlukan dukungan program pengembangan yang bersifat luwes yang dapat memberikan peluang setiap pengemban profesi guru itu menempuhnya secara luwes melalui prosedur yang bersifat multi entry dan/atau lintas jalur jenis kategori bidang keahlian, juga paket-paket programnya seyogiannya dikembangkan secara luwes pula sehingga memberikan peluang kemudahan procedural dan juga memberikan dorongan yang menggairahkan kepada guru untuk melakukan upaya pengembangan keprofesiannya secara berkelanjutan dengan cara yang bervariasi.


B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah tentang”model-model pengembangan tenaga kependidikan seperti apa yang perlu diterapkan oleh guru sebagai tenaga kependidikan?”

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mendeskripsikan secara tertulis kepada mahasiswa tentang model-model pengembangan tenaga kependidikan khususnya profesi guru.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari tema makalah ini agar kita dapat mengenal dan memahami model-model pengembangan tenaga kependidikan khususnya profesi guru dengan baik.

























BAB II
PEMBAHASAN
Model – Model Pengembangan Guru
Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai , menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya.
Pengembangan profesi keguruan bukan saja hanya memerlukan dukungan program pengembangan yang bersifat luwes yang dapat memberikan peluang setiap pengembang profesi guru itu menempuhnya secara luwes melalui prosedur yang bersifat multi entry dan / atau lintas jalur jenis kategori bidang keahlian, juga paket – paket programnya seyogianya dikembangkan secara luwes pula sehingga memberikan peluang kemudahan procedural dan juga memberikan dorongan yang menggairahkan kepada guru untuk melakukan upaya pengembangan keprofesiannya secara berkelanjutan dengan cara yang bervariasi.
Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan perubahan, baik itu secara perorangan, kelompok, atau dalam satu sistem yang diatur oleh lembaga. Mulyasa(2003:43) menyebutkan bahwa pengembangan guru dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Sementara Castetter menyampaikan lima model pengembangan untuk guru seperti pada tabel berikut:
Tabel
Model Pengembangan Guru

Model Pengembangan Guru Keterangan
Individual Guided Staff Development
(Pengembangan Guru yang Di padu secara Individual)
Para guru dapat menilai kebutuhan belajar mereka dan mampu belajar aktif serta mengarahkan diri sendiri.Para guru harus dimotivasi, saat menyeleksi tujuan belajar berdasar penilaian personil dari kebutuhan mereka.
Observation/Assessmant
(Observasi atau Penilaian)


Observasi dan penilaian dari instruksi menyediakan guru dengan data yang dapat direfleksikan dan dianalisis untuk tujuan peningkatan belajar siswa.Refleksi oleh guru pada praktiknya dapat ditingkatkan oleh observasi lainnya.
Involvement in a Development/Improvement Process
(Keterlibatan dalam Suatu Proses Pengembangan/Peningkatan) Pembelajaran orang dewasa lebih efektif ketika mereka perlu untuk mengetahui atau perlu memecahkan suatu masalah.Guru perlu untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui keterlibatan pada proses peningkatan sekolah atau pengembangan kurikulum.
Training (Pelatihan) Ada teknik-teknik dan perilaku-perilaku yang pantas untuk ditiru guru dalam kelas.Guru –guru dapat merubah perilaku mereka dan belajar meniru perilaku dalam kelas mereka.
Inqury (Pemeriksaan) Pengembangan profesional adalah studi kerjasama oleh para guru sendiri untuk permasalahan dan isu yang timbul dari usaha untuk membuat praktik mereka konsisten dengan nilai-nilai pendidikan.

Dari kelima model pengembangan guru diatas, model “training” merupakan model pengembangan yang banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan swasta. Pada lembaga pendidikan , cara yang populer untuk pengembangan kemampuan profesional guru adalah dengan melakukan penataran ( in service training ) baik dalam rangka penyegaran ( refreshing ) maupun peningkatan kemampuan ( up grading ). Cara lain baik dilakukan sendiri – sendiri ( informal ) atau bersama – sama , seperti : on the job training, workshop, seminar, diskusi panel, rapat – rapat, symposium, konferensi, dan sebagainya.
Candall mengemukakan model – model efektif pengembangan kemampuan professional guru , yaitu : model mentoring, model ilmu terapan atau model “ dari teori ke praktik “, dan model inquiry atau model reflektif . Model mentoring adalah model dimana berpengalaman merilis pengetahuannya atau melakukan aktivitas mentor pada guru yang kurang berpengalaman . Model ilmu terapan berupa perpaduan antara hasil - hasil riset yang relevan dengan kebutuhan – kebutuhan praktis . Model inquiry yaitu pendekatan yang berbasis pada guru – guru , para guru harus aktif menjadi peneliti , seperti membaca , bertukar pendapat , melakukan observasi , melakukan analisis kritis , dan merefleksikan pengalaman praktis mereka sekaligus meningkatkannya, sedangkan menurut Soetjipto dan Kosasi (2004 : 54 ), mengembangkan sikap professional ini dapat dilakukan selama dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan ) .


A. Pengembangan Profesional selama Pendidikan Prajabatan

Dalam pendidikan prajabatan , calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan , sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya kelak. Karena tugasnya yang bersifat unik , guru selalu jadi panutan bagi siswanya , dan bahkan bagi masyarakat sekelilingnya . Oleh sebab itu , bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa dan masyarakat .



B. Pengembangan Profesional selama dalam jabatan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depaartemen Pendidikan Nasional ( 2005 ) menyebbutkan beberapa alternative program Pengembangan Profesionalisme Guru , sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru
2. Program Penyetaraan dan Sertifikasi
3. Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi

Guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan saja belum cukup , diperlukan pelatihan guna meningkatkan profesionalismenya. Program pelatihan yang diusulkan adalah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan guru, yaitu mengacu kepada tuntutan kompetensi. Selama ini pelaksanaan pelatihan bersifat parsial dan pengembangan materi seringkali tumpangtindih , menghabiskan banyak waktu , tenaga dan biaya dan kurang efisien. Tidak jarang dalam satu tahun seorang guru mengikuti tiga jenis pelatihan sehingga mengganggu kegiatan PBM, sebaliknya tidak sedikit guru yang pernah mengikuti pelatihan sekalipun dalam satu tahun. Oleh karenanya, pelatihan yang diusulkan adalah Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi ( PTBK ).
Kompetensi yang diharapkan oleh guru mencakup :
 Memiliki pemahaman landasan dan wawasan pendidikan , terutama yang terkait dengan bidang tugasnya.
 Menguasai materi pelajaran ,minimal sesuai dengan cakupan materi yang tercantum dalam profil kompetensi.
 Menguasai pengelolaan pembelajaran sesuai karakteristik materi pelajaran.
 Menguasai evaluasi hasil belajar dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
 Memiliki wawasan profesi serta kepribadian sebagai guru.

4. Program Supervisi Pendidikan
5. Program Pemberdayaan MGMP
6. Simposium Guru
7. Program Pelatihan Tradisional lainnya.
Pelatihan ini umumnya mengacu pada satu aspek khusus yang sifatnya actual dan penting untuk diketahui oleh para guru , misalnya : CTL , KTSP , Penelitian tindakan kelas , penulisan karya ilmiah dan sebagainya.
8. Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah
9. Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah
10. Melakukan Penelitian ( khususnya Penelitian Tindakan Kelas )

Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) merupakan studi sistematik yang dilakukan guru melalui kerjasama dengan ahli pendidikan dalam rangka merefleksikan dan sekaligus meningkatkan praktik pembelajaran secara terus – menerus , juga merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru . Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya , dan memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan.
11. Magang
Magang ini dilakukan bagi guru pemula. Bentuk pelatihan pre – service atau in – service bagi guru junior untuk secara gradual menjadi guru professional melalui proses magang di kelas tertentu dengan bimbingan guru bidang studi tertentu. Berbeda dengan pendekatan pelatihan yang konvensional , focus pelatihan magang ini adalah kombinasi antara materi akademis dengan suatu pengalaman lapangan di bawah supervise guru yang senior dan berpengalaman ( guru yang lebih professional ).
12. Mengikuti berita actual dari media pemberitaan
Pemilihan yang hati – hati program radio dan televisi , dan sering membaca surat kabar juga akan meningkatkan pengetahuan guru mengenai pengembangan mutakhir dari proses pendidikan . Berbagai bentuk media tersebut seringkali memuat artikel – artikel maupun program – program yang berkaitan dengan berbagai penemuan terkini mengenai pendidikan yang disampaikan dan dibahas secara mendalam oleh para ahli pendidikan . Oleh karena itu , penggunaan media pemberitaan secara selektif yang terkait dengan bidang yang ditekuni guru akan dapat membantu proses peningkatan profesionalisme guru.
13. Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi
Ikut serta menjadi anggota organisasi / komunitas profesional juga akan meningkatkan profesionalisme seorang guru. Organisasi / komunitas profesional biasanya akan melayani anggotanya untuk selalu mengembangkan dan memelihara profesionalismenya dengan membangun hubungan yang erat dengan masyarakat . Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi profesional yang dapat memberi manfaat bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga .
14. Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat
Kerjasama dengan teman seprofesi sangat menguntungkan bagi pengembangan profesionalisme guru. Banyak hal dapat dipecahkan dan dilakukan berkat kerjasama, seperti : penelitian tindakan kelas, berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah, dan kegiatan – kegiatan profesional lainnya.
Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu atau permasalahan pendidikan termasuk kerja sama dalam berbagai kegiatan lain ( misalnya merencanakan , melaksanakan, dan mengevaluasi program – program sekolah ) dengan kepala sekolah, orangtua peserta didik ( komite sekolah ), guru dan staf lain yang professional dapat membantu guru dalam memutakhirkan pengetahuannya. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga keaktifan pikir an dan membuka wawasan yang memungkinkan guru untuk terus mendapatkannya. Semakin guru terlibat dalam perolehan informasi , maka guru semakin merasa akuntabel , dan semakin guru merasakan akuntabel maka ia semakin termotivasi untuk mengembangkan dirinya. Disamping itu mengunjungi professional lainnya di luar sekolah merupakan metode yang sangat berharga untuk memperoleh informasi terkini dalam rangka proses pengembangan professional guru.





















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakanpada bab pembahasan , kami dapat menyimpulkan b ahwa :
1. Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan perubahan , baik secara perorangan, kelompok , atau dalam satu system yang diatur oleh lembaga pendidikan .
2. Model – model pengembangan guru sengaja dirancang untuk menghadapi pembaharuan pendidikan.
3. Model – model pengembangan guru antara lain , meliputi : model mentoring, model ilmu terapan atau model “dari teori ke praktik” , dan model inquiry atau model praktik.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan sehubungan dengan tema makalah ini adalah:
Sebaiknya model – model pengembangan guru tersebut benar – benar dapat diaplikasikan dalam pendidikan, pelatihan dan pembinaan karir bagi guru – guru untuk meningkatkan profesionalismenya.












DAFTAR PUSTAKA

Makmun, A.S. 1996. Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan. Pedoman dan Intisari Perkuliahan. PPS IKIP Bandung.
Supriadi,Dedi. 1999. Mengangkat Citra dan martabat Guru. Adicita Karya Nusa. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

it`s me

it`s me

Laman